Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Agung Purworejo merupakan peninggalan sejarah periode masa Islam di Indonesia, dan terkenal akan bedug raksasanya. Masjid ini disebut juga Masjid Jami’ Darul Mutaqqim, terletak di pusat kota Purworejo, tepatnya di sebelah Barat alun-alun Purworejo, Kampung Kauman, Desa Sindurjan, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di sekitar Masjid Agung Purworejo terdapat beberapa bangunan penting, antara lain kediaman Bupati, Kantor Pemerintah Kabupaten Purworejo, Gereja GPIB, serta penjara dan bangunan tangsi militer yang sekarang berfungsi sebagai markas infanteri 412. Melansir laman kebudayaan.kemendikbud.go.id, pembuatan Masjid Purworejo dimulai pada 1834 sesuai keterangan dalam prasasti di atas pintu utama masjid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada 1988, oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Purworejo, H. Moch. Soeripto dan Ketua Takmir KH Muh. Ghufron Faqih, Masjid Agung Purworejo diberi nama Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo. Kompleks masjid ini terdiri dari serambi, ruang utama, mihrab, dan beberapa peninggalan lain seperti mimbar, maksura dan beduk.
Beduk merupakan item Masjid Agung Purworejo yang paling unik, karena ukurannya yang super besar. Konon katanya, beduk yang diberi nama Kyai Bagelan atau Bedug Pandawa ini menjadi bedug terbesar di dunia. Beduk ini terbuat dari pangkal pohon jati raksasa dari Dukuh Pandawa, Desa Bragolan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, dan dibuat atas saran Tumenggung Prawiranegara (adik Tumenggung Cokronagoro I).
Beduk Kyai Bagelan di Masjid Agung Purworejo memiliki ukuran garis tengah bagian depan 194 cm, garis tengah bagian belakang 180 cm, panjang 292 cm dengan keliling bagian depan 601 cm dan bagian belakang 564 cm. Kulit bedug yang semula terbuat dari kulit banteng sekarang telah diganti dengan kulit lembu.
Alasan beduk Masjid Agung Purworejo menjadi bedug terbesar di dunia dimungkinkan karena tidak semua masjid di dunia, khususnya luar Indonesia memiliki beduk. Sehingga sah-sah saja jika Beduk Kyai Bagelan masih dijuluki sebagai beduk terbesar di dunia hingga saat ini.
DELFI ANA HARAHAP
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.