Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kabar

Viral Video Mbah Benu Aolia 'Telepon' Allah, Apa Pendapat NU dan Muhammadiyah?

Imam masjid Aolia ,Mbah Benu, mengatakan bahwa ia mendapat kabar 'langsung' dari Allah untuk merayakan Idulk Fitri melalui 'telepon'

7 April 2024 | 21.31 WIB

Umat muslim jamaah Masjid Aolia bersiap untuk melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat, 5 April 2024. Jamaah Masjid Aolia menetapkan jatuhnya 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4/2024) didasari petunjuk dari pimpinan jamaah Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh atau yang biasa dikenal dengan nama Mbah Benu. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Perbesar
Umat muslim jamaah Masjid Aolia bersiap untuk melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat, 5 April 2024. Jamaah Masjid Aolia menetapkan jatuhnya 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4/2024) didasari petunjuk dari pimpinan jamaah Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh atau yang biasa dikenal dengan nama Mbah Benu. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Viral beredar kabar jamaah Masjid Aolia di Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta merayakan Idul Fitri 1445 H pada Jumat, 5 April 2024. Lebaran paling cepat ini ramai diliput media.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Setelah itu muncul video pernyataan imam masjid, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau acap disapa Mbah Benu, mengatakan bahwa ia mendapat kabar 'langsung' dari Allah untuk merayakan Idul Fitri 1445 H.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya tidak pakai perhitungan, saya 'telepon' langsung kepada Allah ta'ala. Ya, Allah ini sudah 29, satu syawalnya kapan? Allah ta’ala ngendiko (berkata) tanggal limo dinone Jumuwah (tanggal 5 harinya Jumat),” ujar Mbah Benu.

Masalah 'teleponan' dengan Allah dan juga Lebaran lebih cepat dari umumnya Muslim di seluruh dunia ini lantas menjadi sorotan.

Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Jauhar Mustofa, menuturkan Jamaah Masjid Aolia pada dasarnya memiliki amalan atau tata cara beribadah layaknya warga Muslim pada umumnya.

Hanya saja, dalam penetapan awal Ramadhan dan 1 Syawal mereka memiliki keyakinan atau prinsip sendiri, tanpa menggunakan metode hisab maupun rukyat.

"Mereka punya dalil sendiri yang itu diyakini oleh pemimpinnya, Pak Ibnu dan pengikutnya," kata dia.

Menurut Jauhar, Kemenag DIY tidak dapat memaksa mereka mengikuti aturan yang selama ini telah ditentukan pemerintah.

"Meskipun tahun ini agak mencolok karena bedanya sampai lima hari. Ini sangat-sangat mencolok. Kalau biasanya kan hanya (selisih) satu dua hari, tapi tahun ini memang agak mencolok sehingga memang menjadi perhatian," kata dia.

Menurut dia, Kemenag DIY bakal terus melakukan pendekatan dan silaturahmi dengan pemimpin jamaah itu melalui KUA maupun Kemenag kabupaten. "Agar saling silaturahmi antara pemerintah dan ulama tetap terjaga," ujar Jauhar.

Apa Kata NU

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi mengatakan aliran keagamaan yang dipraktikkan jemaah Masjid Aolia harus dicegah dan tak boleh terulang lagi. 

Kegiatan jemaah Masjid Aolia di Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta, itu viral melalui media sosial setelah melaksanakan salat Idul Firil 1445 Hijriah pada Jumat, 5 April kemarin.

“Dalih tokoh panutan mereka (yang mengaku) berbicara langsung dengan Allah SWT (subhanahu wa ta'ala) itu sungguh memprihatinkan, harus dicegah, dan tidak boleh terulang kembali. Itu mempermainkan agama (Islam) namanya,” kata Gus Fahrur, sapaan akrab Fahrur Rozi, yang menghubungi Tempo pada Sabtu, 6 April 2024.

Fahrur berharap semua muslim, khususnya para tokoh agama, supaya beribadah sesuai ajaran agama Islam sesuai dengan tuntutan syariat yang berbasis ilmu dan akal-pikiran yang sehat. Sehingga, kata dia, tidak seorang pun boleh mempermainkan ajaran Islam dengan mengaku sudah berbicara langsung dengan Allah SWT. 

“Tidak bisa seseorang secara asal-asalan mengaku sudah berkomunikasi dengan Gusti Allah. Pengakuan seenaknya ini tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar tuntunan beragama. Ini ajaran yang menyimpang,” ujar Fahrur, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur di wilayah Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Apa Kata Muhammadiyah

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir merespons soal jamaah Masjid Aolia pimpinan Raden Ibnu Hajar Pranolo alias Mbah Benu di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta yang merayakan Idulfitri pada Jumat, 5 April 2024.

Perayaan Idulfitri jamaah Masjid Aolia itu lebih cepat dibanding perkiraaan Muhammadiyah maupun pemerintah yang diperkirakan jatuh pada 10 April 2024.

"Ketika ada (kelompok) yang berbeda (keyakinannya), kita toleran terhadap perbedaan yang ada," kata Haedar di Yogyakarta, Sabtu, 6 April 2024.

Menurut Haedar, perbedaan itu yang terpenting tidak menyimpang dari ajaran utama nilai-nilai keagamaan. "Kalau terlalu jauh dari dasar-dasar ketentuan (aturan keagamaan yang lazim) ya mesti diajak dialog," kata Haedar.

Haedar meminta seluruh umat untuk menghargai perbedaan termasuk sesama umat Muslim. Pendekatan melalui dialog, menurut Haedar, menjadi jalan terbaik untuk mengurai berbagai persoalan yang terjadi. 

ANTARA | ABDI PURMONO |  PRIBADI WITJAKSONO

Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus