Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Mengenali Sekilas Asal-usul Batu Terbelah Al Naslaa di Arab Saudi

Di Arab Saudi, batu al naslaa bentuk unik, karena terbelah sangat rapi.Keunikan bentuknya memunculkan rasa penasaran khalayak, terutama ilmuwan

3 April 2022 | 12.26 WIB

Al Naslaa, batu terbelah di Arab Saudi. Shutterstock
Perbesar
Al Naslaa, batu terbelah di Arab Saudi. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Formasi batu alam yang terbentuk secara alami cenderung memikat karena bentuknya yang unik. Keunikan bentuknya memunculkan rasa penasaran khalayak, terutama ilmuwan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Di Arab Saudi, batu al naslaa bentuk unik, karena terbelah sangat rapi. Mengutip IFL Science, sebagian besar teori ilmiah menjelaskan, terbentuknya belahan yang presisi itu tersebab proses pelapukan alami.

Apa itu batu al naslaa?

Mengutip Arabian Rock Art Heritage, al naslaa berada di oasis Tayma. Batu besar itu terdapat celah sempurna berbentuk garis lurus. Dengan alas kecil yang menopang batu-batu besar itu, seolah menunjukan kedua objek itu sebelumnya adalah satu batuan utuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mengutip Al Arabiya News, formasi batuan al naslaa sudah berumur 4.000 tahun. Penemuan arkeolog menunjukkan, Tayma telah dihuni sejak zaman kuno. Walaupun sudah batu al naslaa telah diteliti, namun masih menyimpan teka-teki.

Batu al naslaa tingginya 6 meter. Adapun petroglif yang terukir di permukaan batu itu menggambarkan kuda, ibex, dan manusia. Walaupun batu itu diketahui sudah berumur ribuan tahun, tapi sampai sekarang belum bisa dipastikan kurun tahun ukiran petroglif al naslaa.

Beragam kemungkinan terbelahnya batu al naslaa

Mengutip Unusual Places, salah satu penyebab terbelahnya al naslaa, karena tanah bergeser di bawah salah satu penyangga. Kemungkinan lainnya, keretakan terjadi karena tekanan lama (retakan paralel) yang sebagian telah terdorong. Adapun perkiraan lain, garis patahan (minor) tua. Sebab, patahan membuat zona batuan melemah, sehingga cenderung mudah terkikis.

Retakan yang terbentuk menjadi celah embusan angin yang membawa pasir. Saat butiran pasir melewati celah selama ribuan tahun, secara efektif mengikis bagian yang tidak rata yang membuat permukaannya sangat halus.

Adapun kemungkinan lainnya, karena campur tangan manusia. Zaman dahulu manusia memiliki alat yang terbuat dari logam sederhana untuk memotong. Peradaban kuno juga telah meninggalkan pahatan patung batu sebagai proses pemahaman terhadap sistem kepercayaan dan kesenian.

KAKAK INDRA PURNAMA 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus