Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Pesawat Jatuh di Nepal, Mungkinkah Video Live Facebook Penumpang Penyebabnya?

Video livestreaming Facebook empat penumpang itu sekaligus memperlihatkan detik-detik pesawat Yeti Airlines jatuh di Nepal pada Minggu 15 Januari 2023

22 Januari 2023 | 23.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Video dari dalam kabin pesawat Yeti Airlines ATR-72 di Nepal viral di media sosial. Video livestreaming Facebook empat penumpang itu sekaligus memperlihatkan detik-detik pesawat jatuh setelah 27 menit lepas landas pada Minggu 15 Januari 2023 lalu. Sebanyak 68 penumpang dan 4 awaknya dipastikan tewas seluruhnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertanyaan pun berhamburan, adakah keterkaitan video livestreaming itu dengan sebab pesawat terbang oleng lalu jatuh? Bukankah ada larangan penggunaan ponsel dalam pesawat terbang? Dari video diperlihatkan goncangan keras tiba-tiba terjadi pada pesawat sebelum kemudian obyek tak jelas diikuti api yang menjilat-jilat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peneliti di Pusat Riset Teknologi Transportasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adityo Suksmono, mengajak menunggu hasil resmi investigasi oleh otoritas perhubungan setempat untuk memastikan sebab musibah pesawat tersebut. “Sepertinya kecelakaan Yeti Airlines karena kegagalan untuk mengontrol pesawat tapi sebabnya masih diselidiki," kata dia lewat aplikasi perpesanan, Minggu 22 Januari 2023.

Tapi, Adityo memilih tak memasukkan frekuensi gelombang radio asal perangkat elektronik milik penumpang yang digunakan membuat video livestreaming sebagai faktor penyebab. Menurutnya, sistem kontrol pesawat tidak akan terpengaruh karena sistem kerjanya tidak berbasis gelombang. "Jadi tidak akan dipengaruhi oleh sinyal gelombang radio dari peralatan elektronika penumpang,” tulisnya.

Adityo juga menjelaskan, setiap pesawat beroperasi dipastikan telah lulus uji interferensi elektromagnetik (EMI), sehingga gangguan akibat pengaruh peralatan elektronika penumpang dapat diminimalisir. EMI merupakan noise yang diakibatkan oleh gelombang elektromagnetik yang dipancarkan peralatan elektronik semisal ponsel dan laptop.

Perangkat navigasi dan komunikasi pesawat juga sejatinya sudah diproteksi agar tidak terpengaruh. Adityo menuturkan, uji untuk memastikan perangkat elektronika di pesawat tetap dapat berfungsi normal tanpa gangguan pengaruh gelombang elektromagnetik disebut uji kompatibilitas elektromagnetik (EMC). 

Adityo membenarkan, gelombang radio elektromagnetik dari peralatan elektronika penumpang biasa dikhawatirkan mengganggu sistem komunikasi dan navigasi saat pesawat beroperasi. Tetapi, dia juga menjelaskan, dengan adanya sertifikasi uji dan proteksi itu, pesawat tetap aman jika ada ponsel yang diaktifkan.  

"Cuma resiko gangguan EMI-nya dapat diminimalisir kalau perangkat elektroniknya dimatikan,” kata dia sambil menambahkan, “Jadi, sifatnya untuk menekan resiko saja.”

Cuplikan video yang merekam pesawat Yeti Airlines sebelum jatuh, di Pokhara, Nepal, 15 Januari 2023 yang diunggah di media sosial. Diwas Bohora/YouTube/@ChannelD4641/via REUTERS

Namun, seiring bertambahnya umur pesawat dan jam operasi, sistem proteksi tersebut dikhawatirkan mengalami degradasi yang tidak bisa diprediksi. Saat mengalami degradasi itu, interferensi dikhawatirkan mampu mengganggu navigasi dan komunikasi pesawat. Tapi, dia meyakini, itupun tak akan sampai menyebabkan pesawat jatuh dari langit.

"Tidak menyebabkan pesawat mengalami kecelakaan, namun mengganggu komunikasi dan navigasi yang membuat pesawat berpotensi terbangnya melenceng dari tujuan semula," tuturnya. 

 


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus