Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hujan saat Hari Raya Imlek sudah biasa. Hal itu karena Imlek menjelang musim semi di Cina bersesuaian dengan musim hujan di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi yang terjadi pada Hari Raya Imlek Rabu lalu, 29 Januari 2025, hujan yang turun sampai menyebabkan banjir yang luas di Jakarta. Selain faktor perubahan permukaan dan kondisi drainase, BMKG mengungkap hujan yang turun sangat luas dan intensitasnya sampai mencapai level ekstrem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data BMKG menunjukkan hujan yang merata di seluruh wilayah Jabodetabek pada Selasa malam hingga Rabu dinihari lalu. Hujan memiliki intensitas sedang hingga lebat.
Dihitung sejak Selasa pagi, pukul 7, sampai Rabu pagi, pukul 7, beberapa stasiun pemantau hujan BMKG di Jabodetabek menunjukkan tingginya intensitas hujan yang turun sepanjang periode tersebut. Tak aneh jika Jakarta mengalami banjir yang luas, bahkan hingga ke jantungnya di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Total sebanyak 51 wilayah RT (permukiman) dan 21 ruas jalan terendam banjir dengan ketinggian hingga satu meter.
Data Stasiun Meteorologi Kemayoran di Kantor Pusat BMKG menera curah hujan yang turun hingga 184 mm sepanjang 24 jam itu. Stasiun Meteorologi Soekarno-Hatta, di bandara, lebih tinggi lagi, yakni 250 mm. Hujan yang turun di kedua wilayah itu menunjukkan hujan ekstrem (lebih dari 150 mm).
Seperti diketahui, curah hujan yang terjadi juga menyebabkan banjir merendam akses jalan tol bandara, jalan perimeternya, hingga di dalam kawasan bandara hingga terminal. Kemacetan mengular dan dipastikan berdampak kepada jadwal penerbangan pengguna jasa pesawat terbang.
Jalan Parimeter Utara Bandara Soekarno Hatta tergenang banjir di Tangerang, Banten, 29 Januari 2025. Antara/Muhammad Iqbal
Prospek cuaca mingguan BMKG, periode 30 Januari-6 Februari, juga mengungkap kalau di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, curah hujannya lebih ekstrem lagi, yakni sampai 264 mm. Di kawasan Pulomas, Jakarta Timur sampai 214,6 mm. "Dan beberapa wilayah lainnya di Jabodetebak yang mencapai intensitas lebih dari 150 mm/hari," kata BMKG.
Stasiun Meteorologi Citeko di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Bogor, melaporkan intensitas hujan yang mengguyur wilayah itu 112 mm per periode yang sama atau tergolong sangat lebat. Sedangkan Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok mencatat hujan 91 mm atau tergolong lebat.
Hujan di Jabodetabek sekaligus yang paling tinggi di seluruh wilayah Indonesia yang dicatat BMKG sepanjang Selasa pagi sampai Rabu pagi lalu.