Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Kura-Kura Galapagos Terancam Punah, Tersisa 12 Spesies

Populasi Kura-kura Galapagos terancam akibat konflik dengan manusia, antarsatwa, dan kehilangan tempat tinggal alaminya.

13 April 2025 | 12.48 WIB

Kura-kura Galapagos yang terdapat di Phildelpian Zoo, Amerika Serikat. Dok. Philadelpia Zoo
Perbesar
Kura-kura Galapagos yang terdapat di Phildelpian Zoo, Amerika Serikat. Dok. Philadelpia Zoo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang Kura-Kura Galapagos Western Santa Cruz baru saja memiliki anak di usia 100 tahun. Dari 16 telur yang dikeluarkan induk betina pada November 2024, baru empat yang menetas pada 27 Februari 2025 di Kebun Binatang Philadelphia, Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sisa 12 telur lainnya diperkirakan menetas dalam waktu beberapa minggu mendatang. “Sejak tahun 2023, induk kura-kura telah bertelur sebanyak empat kali. Tiga kali bertelur sebelumnya tidak menghasilkan telur yang layak,” dikutip dari situs resmi Kebun Binatang Philadelphia, Ahad, 13 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bayi-bayi kura-kura yang baru menetas itu hasil perkawinan dari induk betina bernama Mommy dan induk jantan bernama Abrazzo. Mommy masuk ke dalam Kebun Binatang Philadelphia pada 1932, sedangkan Abrazzo masuk ke kebun binatang atas rekomendasi pengembangbiakan oleh Species Survival Plan (SSP) dari Kebun Binatang dan Taman Riverbanks di Carolina Selatan pada Desember 2020.

Menurut manajemen Kebun Binatang Philadelphia, suhu di bawah 82,4 derajat fahrenheit menghasilkan telur jantan dan di atas 85,1 derajat fahrenheit menghasilkan telur betina. Dalam proses pematangan, telur menetas setelah empat hingga delapan bulan.

Pengembangbiakan kura-kura ini merupakan bagian dari program SSP yang dikelola oleh Association of Zoos and Aquariums (AZA). Kura-kura tersebut akan melakukan debut publik mereka pada hari Rabu, 23 April, yang juga merupakan peringatan 93 tahun kedatangan Mommy di kebun binatang.

Kura-Kura Galapagos Berstatus Langka

Menurut manajemen Kebun Binatang Philadelphia, sebelum tambahan empat bayi Kura-Kura Galapagos, hanya ada 44 Kura-Kura Raksasa Western Santa Cruz di semua kebun binatang di Amerika Serikat. Tambahan ini mewakili garis keturunan genetik baru dan beberapa bantuan yang sangat dibutuhkan untuk tambahan populasi spesies tersebut yang terancam punah.

Kura-kura Galapagos dapat ditemukan di Kepulauan Galapagos di Samudra Pasifik di lepas pantai negara Ekuador, Amerika Latin. “Para ilmuwan memperkirakan mereka dapat hidup antara 100-200 tahun,” tulis manajemen Kebun Binatang Philadelphia.

Seekor kura-kura jantan dapat tumbuh hingga 500 pon, sementara betina memiliki berat rata-rata sekitar 250 pon. Mereka merupakan hewan berdarah dingin dan menghabiskan satu hingga dua jam berjemur di bawah sinar matahari, kemudian dalam waktu delapan hingga sembilan jam untuk merumput dan bersantai kembali.

Mengutip data International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebanyak 14 spesies kura-kura di Kepulauan Galapagos telah teridentifikasi. Enam spesies berstatus sangat terancam punah, empat terancam punah, dua rentan, dan dua berstatus punah.

Menurut Galapagos Conservancy, diperkirakan ada spesies ke-15 dari Pulau Santa Fe yang punah pada pertengahan 1800-an. Karena tidak ada spesimen museum yang lengkap, hanya potongan-potongan, spesies ini tidak pernah dideskripsikan atau diberi nama secara resmi.

Kura-kura raksasa merupakan spesies yang paling banyak punah di Kepulauan Galapagos. Mereka terancam punah akibat konflik dengan manusia maupun antarsatwa liar, selain dipengaruhi oleh masuknya spesies invasif dan hilangnya habitat alami.

“Manusia, terutama bajak laut dan pemburu paus, mengeksploitasi mereka sebagai sumber makanan selama abad ke-18 dan ke-19. Mereka kemudian dipanen untuk diambil minyaknya,” tulis Galapagos Conservancy.

Dalam upaya pelestarian, pemeliharaan di penangkaran terhadap kura-kura berusia hingga berusia lima tahun merupakan cara penting sebelum melepaskan mereka ke alam liar. Selain mendorong jumlah populai dengan cepat, ini juga mencegah mereka mati akibat kekurangan makanan dan minuman, serta mencegah dimangsa oleh predator endemik maupun invasif.

Pemeliharaan dalam penangkaran telah digunakan di Kepulauan Galapagos sejak 1965. Ini bertujuan untuk membantu memulihkan populasi kura-kura raksasa yang semuanya terancam lenyap dari Bumi.

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus