Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dugong atau ikan duyung hewan mamalia laut famili Dugongidae, dan kerabat dekatnya manatee, dilansir Oceana. Dugong memiliki tubuh yang ekornya berlekuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kaki depan berupa sirip bulat. Moncongnya lebar dan berbulu. Bulu tebal (vibrissae) berfungsi sebagai rambut sensorik untuk mendeteksi makanan. Panjang dugong berkisar antara 2,2 meter hingga 3,4 meter dan beratnya antara 230 kilogram hingga 420 kilogram. Dugong biasanya beraktivitas tunggal atau berpasangan, juga kawanan.
Karakteristik dugong
1. Perilaku dugong
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dugong spesies hidup berkelompok yang bervariasi dari 2 ekor hingga 200 ekor. Kelompok yang lebih kecil biasanya terdiri dari sepasang induk dan anak dugong.
Dugong spesies mamalia laut yang hidupnya seminomaden. Dugong bermigrasi jarak jauh untuk menemukan padang lamun. Aktivitas bepergian didorong kebutuhan sumber makanan utama, yaitu tumbuhan lamun. Dugong biasanya ditemukan di air keruh, sehingga sulit diamati. Ketika terganggu, dugong cepat bersembunyi menjauh.
2. Cara berkomunikasi
Mengutip Animal Diversity Web, ada dua metode komunikasi yang digunakan dugong, yaitu bunyi dan penglihatan. Mirip lumba- lumba, dugong mengeluarkan gelombang bunyi yang bergema di bawah air untuk berkomunikasi.
Setiap bunyi memiliki amplitudo dan frekuensinya yang menjadi ciri isyarat kemungkinan tujuan. Misalnya, bunyi frekuensi antara 3 kilohertz dan 18 kilohertz berlangsung selama sekitar 0,06 detik. Bunyi dugong juga ketika mencari makan di dasar laut. Dugong menggunakan pendengarannya melebihi penglihatannya.
Komunikasi visual berguna saat dugong berada dalam kontak dekat. Selama musim kawin, pejantan melakukan perilaku lekking, yaitu isyarat fisik tertentu untuk memikat betina.
Dugong juga memanfaatkan indra penciumannya. yang memungkinkan untuk merasakan bahan kimia di lingkungan sekitar sampai tingkat tertentu. Ini digunakan untuk mendeteksi dugong lain atau untuk mencari makan. Dugong membaui tumbuhan air untuk melanjutkan tempat mencari makan berikutnya.
Sentuhan indra lain juga digunakan duyung untuk berkomunikasi. Dugong memiliki bulu sensorik di seluruh tubuhnya, termasuk di moncongnya untuk mendeteksi getaran. Ini memungkinkan dugong untuk mencari makan lebih efisien karena merasakan tumbuhan lamun di bulunya. Itu bermanfaat melengkapi penglihatan yang kurang.
Induk dan anak dugong juga terlibat dalam komunikasi fisik, seperti menyentuh hidung atau menyundul untuk memperkuat hubungan. Induk hampir selalu melakukan kontak fisik dengan anaknya. Anaknya berenang di bawah induknya dengan siripnya atau menunggang. Anak dugong terkadang mengulurkan sirip untuk menyentuh induknya sebagai stimulus.
3. Kebiasaan makan
Mengutip Britannica, dugong biasanya beraktivitas tunggal atau berpasangan, juga kawanan. Dugong spesies herbivor menyukai tumbuhan yang halus biasanya di kedalaman 37 meter. Dugong juga sering meninggalkan jejak setelah makan di dasar laut
Dugong memiliki metabolisme rendah. Saat tumbuhan lamun langka, dugong juga memakan ganggang laut. Dugong menggunakan bagian atas moncongnya untuk merobek tumbuhan lamun. Setelah makan, dugong akan meninggalkan jejak. Dugong membutuhkan padang lamun kurang lebih 0,4 hektare. Area ini bervariasi dipengaruhi aktivitas dugong.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.