Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 70 mahasantri yang kuliah di 25 perguruan tinggi dalam negeri, penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB), mendapat penguatan Moderasi Beragama. Mereka telah menjalaninya di Semarang, Jawa Tengah, selama tiga hari, 6-8 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Subdirektorat Pendidikan Pesantren, Kementerian Agama, Basnang Said, mengatakan penguatan moderasi beragama sebagai upaya memperkokoh kesadaran berbangsa dan bernegara bagi para mahasantri. Selanjutnya, para mahasantri penerima PBSB diharapkan menjadi aktor-aktor yang membawa semangat moderasi dan nilai-nilai kebangsaan yang diwariskan para pendahulu kepada rekan-rekannya di kampus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semangat persatuan dan saling menguatkan yang telah dibangun oleh para pendahulu harus terus dipupuk dan dipelihara dari generasi ke generasi," ujar Basnang Said di Semarang, dikutip dari laman Kementerian Agama
Dikatakan Basnang Said, tantangan saat ini adalah dunia yang sangat terbuka dan derasnya arus informasi. Perlu membangun kecerdasan para mahasantri dalam menerima setiap informasi yang datang.
"Akan sangat riskan jika generasi kita tidak dibekali pemahaman inklusif," katanya menambahkan.
Hal senada disampaikan Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Nor Abadi. Dia melihat mahasantri sebagai individu yang dilahirkan dari pesantren memiliki nilai lebih karena pernah dididik dengan karakter kedisiplinan, kemampuan untuk survive, dan yang lebih penting terlatih mengenal perbedaan.
"Santri sudah terbiasa melatih kebersamaan dalam kehidupan sehari-harinya di pondok pesantren. Begitu pun dalam hal perbedaan pemikiran, santri sudah belajar banyak tentang adanya perbedaan pemikiran dan madzhab dalam agama, dan tahu bagaimana menyikapinya," terangnya.
Nor Abadi berharap para santri yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi tetap membawa karakter kesantrian yang telah dipelajari di pesantren dan menularkannya kepada yang lain.
"Sampai kapan pun, di mana pun, jiwa dan karakter kesantrian harus tetap dibawa. Apa indikator dari karakter kesantrian itu? Yakni komitmen kebangsaan dan toleransi," terang Nor Abadi.
Subkoordinator Sarana Prasarana dan Kelembagaan Sub Direktorat Pondok Pesantrenn Nanang Yunus Kaharuddin menambahkan, Pembinaan Moderasi Beragama dan Wawasan Keagamaan merupakan program rutin di Direktorat itu. "Kali ini moderasi Beragama diikuti sekitar 70 mahasiswa dari 25 Perguruan Tinggi," terang Nanang Yunus.
Kemenag mendorong program Moderasi Beragama tidak lain untuk membangun kesadaran akan keragaman yang dimiliki bangsa. Indonesia disebutnya memiliki tingkat keragaman luar biasa, ada 1.340 suku, 715 bahasa, multi agama dan kepercayaan. "Keragaman bangsa ini akan menjadi kelebihan tersendiri jika dibalut dalam bingkai semangat persatuan yang saling melengkapi dan menguatkan," terang Nanang.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.