Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kebakaran Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, pada Jumat malam 3 Maret 2023, menurut ahli petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Reynaldo Zoro, mengatakan ada dua kemungkinan penyebabnya yaitu kelalaian atau dari petir. Saat kejadian, menurutnya, sedang terjadi badai petir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petir adalah listrik di atmosfer. Peristiwa petir bisa terjadi di langit yang disebut petir awan atau turun ke bumi yang disebut sebagai petir awan ke tanah. Sekitar 70 persen tetap berada di langit dan hanya 30 persen yang turun ke bumi. Yang 30 persen itu adalah petir yang menyebabkan bahaya bagi manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika petir turun ke tanah, kita biasanya menyebutnya sambaran petir, tetapi para ilmuwan tidak memiliki definisi tentang apa yang dimaksud dengan "sambaran petir". Para ilmuwan menggunakan istilah "sambaran petir" untuk pelepasan muatan listrik secara cepat antara awan dan tanah, tetapi hal itu bisa terjadi beberapa kali dalam kilatan yang dilihat saat terjadi badai.
Jenis-jenis sambaran petir
Cloud Flashes
Melansir dari www.nssl.noaa.gov ada banyak kilatan yang tidak mencapai tanah. Sebagian besar tetap berada di dalam awan dan disebut kilatan petir intra-cloud (IC)). Kilatan awan terkadang memiliki saluran yang terlihat yang memanjang ke udara di sekitar badai, tetapi tidak menyambar tanah. Istilah kilat lembaran digunakan untuk menggambarkan kilat IC yang tertanam di dalam awan yang menyala sebagai lembaran cahaya selama kilat.
Heat lightning
Dalam bahasa Indonesia artinya petir panas, adalah jenis petir yang disebabkan oleh petir yang terlalu jauh sehingga guntur tidak dapat didengar. Ini mungkin memiliki warna kemerahan seperti matahari terbenam, karena hamburan cahaya biru. Ada banyak kesalahpahaman mengenai petir ini, tetapi ini tidak berbeda dengan petir biasa. Petir juga bisa bergerak dari satu awan ke awan lainnya, atau dari awan ke awan.
Transient Luminous Events
Badai petir yang besar mampu menghasilkan jenis fenomena listrik lainnya yang disebut peristiwa transient luminous events (TLE) yang terjadi di atmosfer. Fenomena ini jarang diamati secara visual dan tidak dipahami dengan baik. TLE yang paling umum terjadi adalah semburat merah, semburan biru, dan elf.
Semburat dapat muncul tepat di atas badai petir aktif sebagai debit yang besar namun lemah. Biasanya terjadi bersamaan dengan sambaran petir CG positif yang kuat. Mereka dapat meluas hingga 60 mil dari puncak awan. Semburat sebagian besar berwarna merah dan biasanya berlangsung tidak lebih dari beberapa detik, dan bentuknya digambarkan menyerupai ubur-ubur, wortel. Karena semburat tidak terlalu terang, mereka hanya dapat dilihat pada malam hari. Mereka jarang terlihat dengan mata manusia.
YOLANDA AGNE
Pilihan editor : Erick Thohir dan Dirut Pertamina Putuskan Relokasi Depo BBM Plumpang ke Lahan Pelindo
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.