Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Washington DC - Angkatan Laut AS saat ini menguji laser pembunuh drone pertama di dunia yang mampu meledakkan target dengan daya 30kW.
Super laser senilai US$ 40 juta (Rp 532 miliar) ini bergerak dengan kecepatan cahaya dan lebih tepat sasaran dari peluru, menurut perwira Angkatan Laut.
Baca: Amerika Serikat Pamer Kemampuan Senjata Laser untuk Lawan Drone
Uji langsung dari super laser baru itu saat ini dilakukan di Teluk Persia, dan pejabat AL memprediksi laser itu akan digunakan dalam pertempuran pada tahun 2020.
LaWS, yang merupakan singkatan dari Laser Weapons System, itu saat ini sedang diuji di kapal transportasi amfibi USS Ponce. "Ini lebih tepat daripada peluru," ujar Chris Wells, kapten USS Ponce, kepada CNN, sebagaimana dikutip Daily Mail Selasa 18 Juli 2017.
"Ini bukan sistem senjata seperti yang kami miliki di mana hanya baik terhadap kontak udara, atau hanya baik terhadap sasaran permukaan, atau hanya baik melawan target darat. Ini adalah senjata yang sangat serbaguna, dapat digunakan terhadap berbagai sasaran."
LaWS bisa bergerak dengan kecepatan cahaya, yang 50 ribu kali kecepatan rudal balistik antarbenua. "Ini melemparkan sejumlah besar foton pada sebuah objek yang datang," kata Letnan Cale Hughes, petugas sistem senjata laser.
Petugas di kapal USS Ponce saat ini menguji senjata itu menggunakan drone sebagai target. Drone bersenjata semakin banyak digunakan oleh Iran, Korea Utara, Cina dan Rusia, kata para petugas.
Saat tes, senjata secara otomatis mengarah pada target. Begitu laser membuat kontak dengan sebuah drone, pesawat ini memanas sampai suhu sekitar 537°C dan meledak. Senjata ini juga sangat tepat, yang bisa meminimalkan kematian di saat perang, menurut Angkatan Laut.
Senjata ini menggunakan pembangkit kecil sendiri untuk meledakkan target dengan daya 30kW. Mereka menambahkan bahwa laser itu akan digunakan untuk menghancurkan pesawat dan kapal-kapal kecil, dan dapat dikerahkan pada 2020. "Ini dirancang dengan maksud untuk melawan ancaman udara dan permukaan," kata Hughes.
DAILY MAIL | ERWIN Z
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini