Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Apa Itu Alat Detektor Kebohongan, Manjur Menguak Upaya Berbohong Seseorang?

Tes poligraf yang dikenal sebagai tes pendeteksi kebohongan merupakan mesin yang mengukur respon fisiologis seseorang saat mereka menjawab pertanyaan.

3 September 2022 | 09.29 WIB

Ilustrasi. innovationnewsdaily.com
Perbesar
Ilustrasi. innovationnewsdaily.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -Pernahkah Anda mendengar dan melihat alat detektor kebohongan? Banyak orang ingin tahu bagaimana cara kerja sebenarnya alat tes kebohongan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Tes poligraf yang dikenal sebagai tes pendeteksi kebohongan merupakan mesin yang mengukur respon fisiologis seseorang ketika mereka menjawab pertanyaan. Tujuan dari tes ini biasanya untuk membuktikan apakah seseorang melakukan kejahatan atau tidak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Biasanya, alat ini dipakai dalam penyelidikan polisi, kadang juga digunakan untuk pelamar pekerjaan, misalnya untuk instansi pemerintahan tertentu atau badan intelijen seperti FBI atau CIA.

Melansir dari science.howstuffworks.com, ada empat sampai enam sensor yang melekat pada seseorang yang mengambil tes poligraf. Poligraf ini bekerja dengan menganalisis sinyal dari sensor dan dicatat pada satu strip kertas yang bergerak atau grafik.

Mengutip dari Britannica, biasanya, sensor akan mendeteksi melalui tingkat pernapasan, denyut nadi, tekanan darah dan keringat. Kadang-kadang poligraf juga akan merekam gerakan lengan dan kaki.

Teori Poligraf

Dilansir dari psychology today, teori di balik poligraf adalah bahwa ketika orang berbohong, mereka mengalami keadaan emosional yang berbeda daripada ketika mereka mengatakan yang sebenarnya.

Mengutip dari crimemuseum.org, poligraf digunakan berdasarkan teori bahwa kebanyakan orang tidak berbohong atau menipu tanpa perasaan cemas atau gugup. Ini berasal dari gagasan bahwa kebanyakan orang merasa tidak enak karena berbohong atau takut ketahuan atau akan mendapat masalah jika berbohong.  

Ketakutan dan rasa bersalah inilah yang menghasilkan kecemasan dan kegugupan. Ketika seseorang merasa seperti ini, mereka menunjukkan kesulitan untuk mendeteksi perubahan fisiologis yang tidak disengaja yang secara teoritis dapat dideteksi dengan poligraf.

Sistem fisiologis yang menjadi fokus poligraf (detektor kebohongan) adalah detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan, dan seberapa banyak seseorang berkeringat.  

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus