Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Apa Itu Deepfake AI? Ini Cara Kerja dan Cara Mengatasinya

Sebagai pengguna internet, Anda wajib mengetahui apa itu deepfake. Sebab, apabila disalahgunakan, teknologi deepfake bisa merugikan.

19 September 2024 | 22.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, deepfake menjadi topik mengkhawatirkan karena potensi penyalahgunaannya. Teknologi AI ini mampu memanipulasi video sehingga tampak seolah-olah orang yang ditampilkan mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka lakukan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi deepfake telah berkembang pesat dan banyak orang sulit membedakan antara konten asli dan yang telah dimanipulasi. Deepfake juga sering digunakan untuk berbagai tujuan negatif, termasuk pencemaran nama baik, penipuan, dan kampanye hoax. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk melindungi diri dan orang lain dari dampak negatif deepfake, penting untuk memahami teknologi ini. Untuk itu, berikut adalah penjelasan mengenai apa itu deepfake, bagaimana cara kerjanya, serta strategi efektif untuk mengatasi dan melawan dampak yang ditimbulkannya.

Apa Itu Deepfake?

Mengutip TechTarget, deepfake adalah jenis kecerdasan buatan (AI) untuk membuat konten visual yang sangat realistis dengan mengubah atau mengganti wajah seseorang dalam video atau gambar. 

Istilah "deepfake" berasal dari gabungan kata "deep learning" dan "fake," yang mengacu pada metode pembelajaran mesin yang digunakan untuk menciptakan konten tersebut.

Deepfake mampu menciptakan gambar atau video yang tampak sangat realistis tetapi sebenarnya itu tidak terjadi. Sebagai contoh, teknologi ini bisa membuat video seseorang berbicara atau berperilaku dengan cara yang sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan.

Bagaimana Cara Kerja Deepfake?

Deepfake biasanya menggunakan dua jenis jaringan saraf dalam prosesnya, yaitu generator dan discriminator. Teknologi Generative Adversarial Networks (GAN), menggunakan algoritma generator dan diskriminator untuk mengembangkan semua konten deepfake.

Generator tersebut mampu membuat konten palsu dengan menggabungkan dan memanipulasi elemen visual, sementara discriminator berfungsi untuk membedakan antara konten asli dan yang telah dimodifikasi. 

Selama pelatihan, kedua jaringan ini bersaing untuk meningkatkan akurasi masing-masing. Generator berusaha untuk membuat konten yang semakin mirip dengan yang asli, sementara discriminator berusaha untuk menemukan perbedaan antara yang asli dan yang palsu. 

Proses ini terus berlangsung hingga konten palsu menjadi sangat sulit untuk dibedakan dari aslinya.

Cara Mengatasi Deepfake

Melansir laman National Cybersecurity Alliance, ada beberapa cara mengatasi deepfake yang bisa dilakukan. Berikut adalah beberapa strategi untuk melindungi diri Anda dari kejahatan deepfake.

1. Berbagi dengan hati-hati

Untuk menghindari deepfake, penting untuk hati-hati dalam membagikan informasi pribadi secara online. Kurangi jumlah data tentang diri, terutama foto dan video berkualitas tinggi, yang bisa digunakan untuk membuat deepfake. 

2. Aktifkan pengaturan privasi yang kuat

Gunakan pengaturan privasi di situs web semaksimal mungkin untuk mengatur siapa yang bisa mengakses informasi dan konten pribadi Anda. Batasi siapa yang bisa melihat foto, video, dan data sensitif lainnya. Ini juga berlaku untuk situs web tempat Anda menyimpan foto. 

3. Pendidikan dan kesadaran

Untuk mengatasi ancaman deepfake, Anda harus meningkatkan kesadaran tentang teknologi deepfake. Edukasi tentang bagaimana deepfake bekerja dan tanda-tanda video atau gambar yang telah dimanipulasi dapat membantu masyarakat lebih waspada terhadap potensi penipuan atau disinformasi. 

4. Laporkan konten deepfake

Jika Anda menemukan konten deepfake yang melibatkan diri Anda atau orang yang Anda kenal, segera laporkan ke platform tempat konten tersebut diunggah. 

Ini dapat membantu menghapus atau menyelidiki konten tersebut, sehingga mengurangi penyebarannya. Selain itu, pastikan untuk melaporkannya juga kepada pihak berwajib seperti penegak hukum federal.

5. Kebijakan dan regulasi

Pemerintah dan organisasi internasional perlu mengembangkan kebijakan dan regulasi yang mengatur penggunaan dan penyebaran deepfake. 

Undang-undang yang melarang pembuatan dan distribusi deepfake yang merugikan, serta memberikan sanksi hukum terhadap pelanggar, dapat membantu mengurangi penyalahgunaan teknologi ini. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus