Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Aula Barat dan Timur ITB Jadi Cagar Budaya, Kampus Berharap Insentif Pajak

Aula Barat dan Timur ITB dimulai pembangunannya pada 1918-1919 berdasarkan rancangan arsitek Henry Maclaine Pont di Utrecht, Belanda.

10 Desember 2024 | 14.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kampus ITB. Kredit: ITB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Aula Barat dan Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB) ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Bandung pada Senin, 9 Desember 2024, bersama beberapa bangunan kuno lainnya, yaitu Gedung Indonesia Menggugat, Rumah Inggit Garnasih, beberapa bangunan di Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia di Bandung, bangunan bekas Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA), gedung Pengadilan Negeri Bandung, dan Gedung De Vries.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Arief Syaifudin mengatakan setiap bangunan cagar budaya memiliki cerita yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota. “Dengan menjaga dan melestarikannya, kita tidak hanya merawat warisan para pendahulu, tetapi juga memberikan inspirasi kepada generasi mendatang,” katanya lewat keterangan tertulis, Senin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara Sekretaris ITB Widjaja Martokusumo berharap setelah memberi penghargaan, pemerintah perlu memikirkan tindakan apa selanjutnya. Peran pemerintah, menurutnya, antara lain mendukung jerih payah pemilik bangunan dalam melestarikan cagar budaya dengan memberikan insentif pajak.

Dia mengatakan ITB akan menjaga bangunan Aula Barat dan Aula Timur yang juga merupakan bangunan penting. "Kalau pemerintah bisa memberikan insentif pajak itu bagus sekali, mudah-mudahan ini memberikan motivasi untuk lebih banyak lagi pihak-pihak yang menjaga bangunan cagar budayanya," ujarnya.

Sejarah Aula Barat dan Aula Timur dimulai pembangunannya pada 1918-1919 berdasarkan rancangan arsitek Henry Maclaine Pont di Utrecht, Belanda. Gedung kembar itu pada awalnya dipakai sebagai tempat utama perkuliahan yang paling awal dibangun. Pont menerapkan konsep east meets west yang meracik arsitektur modern dengan lokal di kampus ITB yang dulunya bernama Technische Hoogeschool (THS) itu.

Dari laman ITB, gaya arsitektur Pont itu disebut juga Indo Eropa atau Indis Tropis. Bagian eksterior yang sangat menonjol pada Aula Barat dan Aula Timur ITB adalah pada bagian atap yang memiliki bentuk menyerupai atap rumah tradisional suku Batak dan Minangkabau di Sumatra dengan material penutup atap berupa sirap. Namun ada juga yang berpendapat bentuk atap itu tergolong baru dan khas. 

Pada dinding luar bangunan terdiri atas susunan batu kali dan pasangan batu bata di atasnya. Pada bagian bawah dinding ada beberapa lubang udara. Begitu juga pada dinding bagian atas yang merupakan sistem ventilasi silang yang membuat udara di dalam ruangan dapat mengalir dan memberi hawa yang sejuk. 

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus