Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Aula Barat dan Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB) ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Bandung pada Senin, 9 Desember 2024, bersama beberapa bangunan kuno lainnya, yaitu Gedung Indonesia Menggugat, Rumah Inggit Garnasih, beberapa bangunan di Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia di Bandung, bangunan bekas Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA), gedung Pengadilan Negeri Bandung, dan Gedung De Vries.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Arief Syaifudin mengatakan setiap bangunan cagar budaya memiliki cerita yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota. “Dengan menjaga dan melestarikannya, kita tidak hanya merawat warisan para pendahulu, tetapi juga memberikan inspirasi kepada generasi mendatang,” katanya lewat keterangan tertulis, Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara Sekretaris ITB Widjaja Martokusumo berharap setelah memberi penghargaan, pemerintah perlu memikirkan tindakan apa selanjutnya. Peran pemerintah, menurutnya, antara lain mendukung jerih payah pemilik bangunan dalam melestarikan cagar budaya dengan memberikan insentif pajak.
Dia mengatakan ITB akan menjaga bangunan Aula Barat dan Aula Timur yang juga merupakan bangunan penting. "Kalau pemerintah bisa memberikan insentif pajak itu bagus sekali, mudah-mudahan ini memberikan motivasi untuk lebih banyak lagi pihak-pihak yang menjaga bangunan cagar budayanya," ujarnya.
Sejarah Aula Barat dan Aula Timur dimulai pembangunannya pada 1918-1919 berdasarkan rancangan arsitek Henry Maclaine Pont di Utrecht, Belanda. Gedung kembar itu pada awalnya dipakai sebagai tempat utama perkuliahan yang paling awal dibangun. Pont menerapkan konsep east meets west yang meracik arsitektur modern dengan lokal di kampus ITB yang dulunya bernama Technische Hoogeschool (THS) itu.
Dari laman ITB, gaya arsitektur Pont itu disebut juga Indo Eropa atau Indis Tropis. Bagian eksterior yang sangat menonjol pada Aula Barat dan Aula Timur ITB adalah pada bagian atap yang memiliki bentuk menyerupai atap rumah tradisional suku Batak dan Minangkabau di Sumatra dengan material penutup atap berupa sirap. Namun ada juga yang berpendapat bentuk atap itu tergolong baru dan khas.
Pada dinding luar bangunan terdiri atas susunan batu kali dan pasangan batu bata di atasnya. Pada bagian bawah dinding ada beberapa lubang udara. Begitu juga pada dinding bagian atas yang merupakan sistem ventilasi silang yang membuat udara di dalam ruangan dapat mengalir dan memberi hawa yang sejuk.
Pilihan Editor: Kapan Nenek Moyang Manusia Mulai Merasa Perlu Pakai Baju?