Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Melansir bnpb.go.id, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat selama 2021 telah terjadi terjadi 1.577 kejadian cuaca ekstrem sebagai salah satu bentuk bencana hidrometeorologi. Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu, sedangkan cuaca ekstrem adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.
Terdapat lembaga yang berwenang dalam memantau kondisi cuaca di Indonesia yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG memiliki kriteria tersendiri dalam menyatakan kondisi suatu cuaca yang terjadi termasuk ekstrem atau tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang informasi Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab menjelaskan bahwa cuaca ekstrem di Indonesia disebabkan oleh dua hal. Pertama, cuaca ekstrem dapat terjadi karena puncak musim penghujan. Kedua, karena aktivitas dinamika atmosfer, Indonesia merupakan daerah pertemuan air dengan penguapan yang kuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari laman repo.itera.ac.id, penyebab cuaca ekstrem adalah karena adanya Monsun Asia, anginnya berhembus secara periodik dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Indonesia. Faktor lainnya yaitu adanya suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu kondensasi menjadi awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer. Gelombang atmosfer inilah yang dapat meningkatkan potensi udara basah di sejumlah wilayah di Indonesia yang menyebabkan hujan dan cuaca ekstrem.
Sejumlah mobil terendam banjir banjir di Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh Kamis 6 Oktober 2022. Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan banjir akibat hujan deras dalam dua hari terakhir tersebut merendam 12 kecamatan di Aceh Utara serta 35 ribu warga mengungsi, dan pemerintah setempat menetapkan status darurat banjir selama 14 hari kedepan. ANTARA FOTO/Rahmad
Tanda Cuaca Ekstrem
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin menjelaskan beberapa indikasi umum yang dapat digunakan untuk mengenali terjadinya potensi cuaca ekstrem.
Beberapa tanda-tanda cuaca ekstrem yang bisa dikenali antara lain sebagai berikut:
- Udara terasa panas terik sejak pagi hari
- Terlihat awan Cumulus sejak pagi
- Terbentuknya awan Cumulonimbus (Cb)
- Turun hujan
- Udara terasa lebih dingin
- Datangnya hujan lebat dengan tiba-tiba
Dampak Cuaca Ekstrem
Cua ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang, kilat atau petir, puting beliung, hujan es, dan sebagainya akan menimbulkan dampak atau akibat. Fenomena La Nina menyebabkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, gelombang tinggi dan bencana hidrometeorologi seperti banjir.
Beberapa dampak atau bencana alam yang bisa ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem adalah:
- Bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan lain-lain.
- Cuaca panas berkepanjangan dengan potensi bencana yang bisa terjadi adalah kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan.
- Munculnya ancaman penyakit karena tubuh yang sulit beradaptasi dengan cepat sehingga rentan terkena dan menularkan penyakit.
- Menimbulkan risiko terhadap produktivitas dan kualitas hasil pertanian, termasuk ancaman gagal panen.
- Mengganggu kelancaran transportasi, baik perjalanan melalui darat, laut, maupun udara.
IDRIS BOUFAKAR