Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Implementasi kecerdasan buatan (AI) dapat dipakai untuk mendukung tracking, monitoring untuk kesehatan publik dan pekerja kesehatan dalam mitigasi pandemi Covid-19. Implementasi AI juga dapat diterapkan pada berbagai tujuan untuk melawan SARS-CoV-2. Image Processing juga dapat ditingkatkan dengannya untuk mempercepat proses diagnosis dengan menganalisa citra CT-scan dan X-Ray.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa poin itu menjadi bagian dari kesimpulan lokakarya bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Kemitraan Kebijakan APEC untuk Sains, Teknologi, dan Inovasi. Workshop yang mengusung tema 'Application of Artificial Intelligence to Accelerate the Mitigation of Covid-19 Pandemic' itu berlangsung virtual, 9-11 Mei 2023, melibatkan 139 peserta dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Cile, Hong Kong, Australia, dan Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN, Anto Satriyo Nugroho, menerangkan, pada prinsipnya, ada 3 kategori dasar aplikasi AI dalam mitigasi pandemi Covid-19. Pertama, untuk mendiagnosis virus Covid-19 juga memantau penyebaran virus di tingkat mikro dari pasien ke lingkungan. Kedua, memantau penyebaran virus secara makro berupa potensi penularan massal. Ketiga, berbagi serta bertukar informasi tentang kebijakan dan praktik terbaik teknologi AI dalam mitigasi.
Ia memberi beberapa contoh pemakaian AI saat pandemi dari negara lain. Misalnya Cina yang dapat memprediksi Covid-19 menggunakan jaringan saraf yang disebut COVNet dalam diagnosis CT. Sedangkan India memiliki Aarogya Setu, aplikasi ponsel yang melacak kontaminasi menggunakan GPS ponsel dan Bluetooth untuk mengumpulkan data apakah seseorang telah melakukan kontak dengan Covid-19.
"Thailand, Hong Kong, dan Singapura memiliki kesamaan dengan layanan AI percakapan tentang kepercayaan vaksin Covid-19 dan penerimaan. Sedangkan, Indonesia memiliki telemedicine berbasis AI," katanya dalam Media Lounge Discussion dengan tema “Pengembangan dan Adopsi AI dalam Penanganan Covid-19”, di Gedung BJ Habibie, Selasa 23 Mei 2023.
Dalam diskusi yang sama, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito, menyampaikan pula pentingnya keamanan dan perlindungan data. “Cyber security sangat penting dan itu kunci,” katanya.
Mego memberi ilustrasi keamanan data yang berkorelasi pula dengan ekonomi. Misalnya, data bocor dan jatuh ke pabrikan farmasi atau pabrik obat di luar negeri, maka pihak tersebut bisa berjualan obat. “Itu menjadi sebab data sharing menjadi susah,” katanya menambahkan.
Pembahasan, dia mengungkapkan, tidak semata-mata tentang teknis AI tapi juga menyangkut data penyakit dari pasien. "Sebagaimana kita ketahui data pasien sangat dijaga ketat bukan hanya antar dokter dan pasien apalagi jika data tersebut melintasi batas negara."