Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Bumi Terlihat Semakin Hijau dari Angkasa

Sejak 1980-an, citra satelit menunjukkan bahwa penghijauan di bumi telah tumbuh sebesar 2,3 persen per dekade.

23 Februari 2019 | 07.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi hutan pinus. dok.TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak 1980-an, citra satelit menunjukkan bahwa penghijauan di bumi telah tumbuh sebesar 2,3 persen per dekade. Menurut sebuah studi terbaru, yang diterbitkan 11 Februari 2019 di Nature Sustainability, dijelaskan salah satu faktor utama adalah meningkatnya fotosintesis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Semakin banyaknya CO2 yang dihasilkan oleh manusia, maka proses fotosistesis juga semakin meningkat. Kemudian, daun-daun baru pun tumbuh.

Cina dan India adalah dua negara terpadat di Bumi, yang telah menyumbang sekitar sepertiga dari penghijauan sejak tahun 2000, terutama penghijauan hutan dan sektor pertanian.

“Cina dan India, dua negara berkembang, berkontribusi paling besar dalam peningkatan luas daun.”

Para ahli dari Universitas Boston menggunakan data dari Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer, atau MODIS NASA, yang menggunakan teknologi satelit canggih untuk mendokumentasikan permukaan bumi setiap hari.

Dalam rentang tahun 2000 - 2017, peneliti melihat peningkatan lahan hijau yang ternyata terdiri dari lahan pertanian, hutan, dan padang rumput.

Data satelit mengungkapkan bahwa secara global, sepertiga area yang ditumbuhi tanaman hijau, sedangkan hanya lima persen yang berwarna cokelat.

Sebanyak 6,6 persen area vegetasi dunia berada di Cina. Negara tersebut bertanggung jawab atas 25 persen peningkatan penghijauan dunia.

Sebagian besar penghijauan di Cina terjadi pada hutan dan lahan pertanian. Cina memang telah menerapkan program skala besar untuk melindungi dan memulihkan hutannya.

Sedangkan India, bidang pertanian menyumbang 82 persen dari penghijauan.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Nature Climate Change, dikatakan bahwa penghijauan terlihat terus tumbuh di daerah Australia, Afrika bagian tengah, Lembah Amazon, Amerika Serikat bagian tenggara, dan Eropa. Sedangkan lahan yang terlihat kecoklatan berada di barat laut Amerika Utara dan Amerika Selatan bagian tengah

Besarnya CO2 merupakan penyebab atas perubahan warna hijau di permukaan bumi selama 17 tahun dilihat dari satelit karena banyaknya daun baru yg tumbuh akibat fotosintesis.

Namun, situasi menghijaunya permukaan bumi ini tidak diketahui akan bertahan sampai berapa lama. Sayangnya dari tanda-tanda yang diperlihatkan, kondisi tersebut tidak akan bertahan lama.

Faktanya, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa saat planet bumi menghangat dan tanahnya kering, tanaman akan kekurangan air, yang menyebabkan penurunan pertumbuhan tanaman.

NABILA HANUM | POPSCI | IFLSCIENCE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus