Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Cara Laser LiDAR Temukan Ribuan Istana dan Piramida Maya di Hutan

Menurut peneliti, sinar laser LiDAR memiliki titik fokus yang sangat kecil, yang memungkinkannya untuk kadang-kadang menembus kanopi hutan.

6 Februari 2018 | 17.31 WIB

Struktur istana dan piramida Maya ditemukan di hutan Guatemala. Kredit: picture-alliance/PAXUNAM/Canuto & Auld-Thomas
Perbesar
Struktur istana dan piramida Maya ditemukan di hutan Guatemala. Kredit: picture-alliance/PAXUNAM/Canuto & Auld-Thomas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Berlin - Periset yang menggunakan teknologi laser untuk mengungkap kanopi hutan di utara Peten, sebuah daerah yang dekat dengan kota Maya, menemukan lebih dari 60 ribu struktur Maya yang sebelumnya tidak diketahui, meliputi piramida, istana dan jalan setapak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Para periset menggunakan pesawat dengan pemindai LiDAR (Light Detection and Ranging) untuk menghasilkan peta permukaan tiga dimensi dengan menggunakan cahaya dalam bentuk laser yang terhubung ke sistem GPS.

Christoph Kiemle dari German Aerospace Center (DLR) menjelaskan bagaimana cara kerja teknologi itu. “Ini mirip dengan radar, namun bekerja dengan radiasi optik dan bukan gelombang radio. Ini bekerja dengan cahaya, pada dasarnya. Anda bisa menggunakan laser untuk mengirimkan cahaya ini untuk menemukan sifat atmosfer atau permukaan bumi,” ujarnya kepada dw.com, Senin 5 Februari 2018.

Dari udara, sinar itu bergerak melalui atmosfer dan bisa mengukur partikel, misalnya aerosol di atmosfer. “Kami bisa mendeteksi dan memperoleh banyak informasi dari pengukuran ini yang membantu kemajuan sains,” ujarnya.

DLR memiliki pesawat yang dilengkapi dengan pemindai LiDAR, Dassault Falcon. Menurut Kiemle, kelebihan pesawat terbang adalah dapat dibawa ke mana saja dan tim bisa bergabung dengan kelompok penelitian lain.

Periset baru-baru ini menggunakan LiDAR untuk menemukan kota Maya yang hilang di Guatemala. Menurut Kiemle, sinar laser LiDAR memiliki titik fokus atau bidang pandang yang sangat kecil. Hal ini memungkinkannya untuk kadang-kadang menembus kanopi hutan, meskipun hutan tropis memiliki vegetasi yang sangat padat.

“Dengan sistem LiDAR yang mengudara, dan jika Anda memiliki laser dengan frekuensi pengulangan tinggi yang memancarkan banyak tembakan per detik, Anda bisa membuat pengukuran Anda cukup padat. Jadi kemungkinan Anda akan menembus lubang di kanopi dengan sinar laser lebih tinggi, dan kadang-kadang Anda akan mendapatkan sinyal yang dipantulkan kembali dari struktur permukaan."

Ada dua aplikasi dasar untuk LiDAR. Ada pemindai LiDAR yang hanya memindai permukaan bumi. Mereka dapat mendeteksi penyimpangan pada elevasi permukaan, seperti pada kasus Maya. Perencanaan kota atau kehutanan pertanian juga menggunakan jenis laser ini.

Selain itu adalah penggunaan LiDAR untuk mempelajari lebih lanjut tentang sifat atmosfer. Itu kemajuan penelitian iklim dan bisa memperbaiki prakiraan cuaca.

Simak artikel lainnya tentang laser di tempo.co.

DW.COM

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus