Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kadar hemoglobin bisa diukur dengan mudah tanpa perlu mengambil sampel darah lewat tusukan jarum di jari.
Kekurangan hemoglobin bisa memicu tubuh pucat dan cepat lelah.
Pengukuran hemoglobin sejak dini membantu mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil.
DOSEN Institut Teknologi Bandung, Hasballah Zakaria, bersama tim mahasiswanya membuat purwarupa Hemocare untuk mengukur kadar hemoglobin dalam darah yang praktis dan noninvasif. Dengan perangkat ini, pemeriksaan hemoglobin bisa dilakukan tanpa perlu mengambil sampel darah lewat tusukan jarum di ujung jari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang juga berisi zat besi. Komponen utama sel darah merah ini sangat penting untuk mengikat oksigen. Orang yang kekurangan sel darah merah dan hemoglobin bisa mengalami anemia sehingga tubuhnya pucat dan mudah lelah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hemocare berbentuk kotak kecil yang memiliki slot atau lubang kecil untuk menjepit jari, tapi tak sampai menyakitkan. Selain mengukur kadar hemoglobin, Hemocare bisa menghitung detak jantung. “Hanya 30 detik untuk pengambilan data. Setelah itu, hasilnya keluar,” ucap Hasballah saat ditemui Tempo di ruang kerja laboratorium Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB pada Selasa, 14 Januari lalu.
Menurut Hasballah, jari tangan mana pun bisa digunakan dalam pemeriksaan Hemocare. Dia mendemonstrasikan pemeriksaan dengan jari telunjuk kiri. Hasilnya langsung terpampang di layar monitor alat. Layar menunjukkan angka 16,3 untuk hemoglobin dan 84 untuk detak jantung atau heart rate. “Sesuai dengan kategori dokter, hemoglobin saya normal,” kata pengajar di Kelompok Keahlian Teknik Biomedika tersebut.
Hasballah mengatakan Hemocare awalnya dibuat untuk membantu para ibu hamil. Belum ada alat khusus yang bisa memeriksa kadar hemoglobin dengan mudah dan murah. Pengukurannya masih disatukan dengan fungsi pemeriksaan lain dan ujung jari harus ditusuk jarum. Hasil pemeriksaan pun tak secepat Hemocare.
Menurut Hasballah, risiko kematian ibu hamil karena perdarahan bisa mencapai 60 persen. Kadar hemoglobin rendah pada ibu hamil bisa berdampak anak yang dilahirkan sakit dan mengalami stunting. Risiko kondisi tersebut bisa diminimalkan melalui pemeriksaan hemoglobin sejak awal masa kehamilan. “Mereka sangat rentan kurang darah karena malas makan akibat suka muntah-muntah. Untuk ibu hamil, yang kritis itu hemoglobin,” ucap Hasballah.
Hemocare bekerja dengan mengidentifikasi profil warna darah. Ketika disorot cahaya, menurut Hasballah, warna darah seperti transparan. Namun sebenarnya darah memiliki warna merah yang berbeda-beda. Mata manusia sulit mengenalinya. “Sensor cahaya bisa membedakan perubahan warna darah itu,” katanya.
Perangkat itu dilengkapi lampu light-emitting diode (LED) untuk menyorot ujung jari saat dimasukkan ke slot penjepit. Lampu ini lebih murah ketimbang laser, tapi memiliki fungsi sama. Sensor pada alat mampu menangkap perubahan warna darah di ujung jari pengguna sekaligus menghitung denyut jantung. Hasil pembacaan sensor ditampilkan dengan angka yang menggambarkan kondisi hemoglobin pengguna.
Hemocare sudah dikalibrasi dengan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin yang dilakukan secara konvensional. Meski demikian, penggunaan Hemocare untuk uji coba masih terbatas di lingkungan kampus dan belum dites di rumah sakit. Menurut Hasballah, konsep dan mekanisme kerja Hemocare sudah berhasil dan bentuknya tinggal disesuaikan dengan rancangan produsen yang berminat memproduksinya secara massal. Hasballah dan timnya tengah mengurus paten alat dan berencana meneruskan riset pada 2021.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo