Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ikon dari zaman dinosaurus, Tyrannosaurus Rex, telah muncul dalam berbagai hal, mulai dari film laris hingga bentuk nugget ayam. Sebagai makhluk yang ditakuti karena gigitannya yang meremukkan tulang atau diejek karena ketidakmampuannya melakukan tos, T-Rex telah menangkap imajinasi anak-anak dan orang dewasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu kerangka memecahkan rekor pada 2020 ketika terjual di lelang seharga US$32 juta (£25 juta atau Rp500 miliar). Namun, seberapa jauhkah kamu mengenal T-Rex? Berikut ini adalah kebenaran di balik lima kesalahpahaman umum tentang dinosaurus ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mitos: T-Rex memiliki penglihatan yang buruk
Para ilmuwan berpendapat bahwa T-Rex memiliki penglihatan yang sangat baik, terlepas dari apa yang mungkin kamu percayai dari film Jurassic Park. Mata T-Rex yang berukuran sebesar buah anggur dapat membedakan objek hingga lima kali lebih akurat dibandingkan mata elang dan 13 kali lebih baik dibandingkan mata manusia.
Mereka juga memiliki penglihatan warna yang superior. Seperti burung dan buaya, T-Rex dapat membedakan lebih banyak warna pelangi daripada manusia dan melihat sinar ultraviolet. Meskipun hal ini membuat ketegangan dramatis yang bagus dalam fiksi, berdiri diam tidak akan menyembunyikan kamu dari T-Rex yang lapar.
Mitos: Ayam adalah keturunan langsung dari T-Rex
Mitos ini memiliki asal-usul yang benar. Semua burung, termasuk ayam, bukan hanya keturunan dinosaurus, tetapi juga merupakan dinosaurus. Burung termasuk dalam garis keturunan dinosaurus yang terkait erat dengan raptor (termasuk Velociraptor).
Burung purba, seperti Archaeopteryx, memiliki sayap seperti burung modern, tapi bergigi dan berekor panjang seperti nenek moyang mereka. Burung-burung purba ini pertama kali muncul pada periode Jurassic, jutaan tahun sebelum T-Rex berevolusi.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi nenek moyang bebek dan ayam modern sebagai burung puyuh Asteriornis, yang dijuluki ayam ajaib oleh para ilmuwan. Burung ini masih hidup pada masa T rex. Beberapa spesies burung yang rendah hati ini selamat dari kepunahan massal yang membunuh kerabat dinosaurus mereka dan berevolusi menjadi semua burung yang kita kenal sekarang.
T-Rex, alih-alih menjadi kakek moyang ayam modern, ia lebih mirip sepupu dari semua jenis burung.
Mitos: T-Rex memiliki lengan yang kecil dan tidak berguna
Rekonstruksi otot menunjukkan bahwa lengan T-Rex kuat untuk ukurannya dan memiliki rentang gerak yang masuk akal. Kemungkinan lengan tersebut digunakan dalam berbagai perilaku.
Temuan yang paling masuk akal yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan sejauh ini adalah lengan digunakan untuk menebas dan memegang mangsa dan digunakan untuk berkomunikasi di antara individu-individu T-Rex.
T-Rex sebenarnya tidak bisa memelintir lengannya untuk membuat telapak tangannya menghadap ke bawah, seperti yang biasa digambarkan. Untuk meningkatkan akurasi gambar T-Rex berikutnya, hadapkan kedua telapak tanganmu ke arah satu sama lain, seakan-akan bertepuk tangan.
Dengan panjang sekitar satu meter, lengan T-Rex lebih besar dari lengan manusia, tapi masih kecil dibandingkan dengan tubuh mereka yang panjangnya 13 meter. Lengan kecil adalah hal yang umum di antara theropoda (dinosaurus predator berkaki dua) yang lebih besar dan telah berevolusi beberapa kali dalam kelompok ini. Dinosaurus lain dalam kelompok ini bahkan memiliki lengan yang lebih kecil.
Carnotaurus, predator bertanduk dari Amerika Selatan yang panjangnya delapan meter, memiliki lengan gemuk yang panjangnya kurang dari 50 cm.
Selanjutnya: Hidup Bersama Stegosaurus dan Bersisik
Mitos: T-Rex hidup berdampingan dengan Stegosaurus
Usia dinosaurus mungkin lebih lama dari yang kamu pikirkan. T-Rex hidup pada akhir periode Cretaceous, tepat sebelum terjadinya hantaman asteroid 66 juta tahun yang lalu. Stegosaurus, dan dinosaurus Jurassic lainnya yang populer seperti Diplodocus, hidup sekitar 150 juta tahun lalu.
T-Rex hidup lebih dekat dengan zaman modern daripada zaman Stegosaurus. Pada saat T-Rex berjalan di Bumi, Stegosaurus sudah menjadi fosil di bawah kaki mereka.
Mitos: T rex bersisik dan berwarna abu-abu atau hijau
Gagasan bahwa T-Rex mungkin memiliki bulu masih diperdebatkan, bahkan di antara para ahli paleontologi. Terdapat bukti adanya bulu pada banyak spesies dinosaurus, yang membuat beberapa ilmuwan menyimpulkan bahwa bulu tersebar luas di antara dinosaurus. Yutyrannus, kerabat T-Rex yang panjangnya sembilan meter, ditemukan dalam keadaan terawetkan dengan bulu-bulu halus.
Jadi, apakah ini berarti T-Rex juga berbulu? Tidak secepat itu. Beberapa ilmuwan berpikir bahwa mantel bulu yang penuh akan membuat T-Rex raksasa berdarah panas ini berisiko kepanasan.
Pemikiran ini didukung oleh bercak-bercak kulit yang diawetkan yang ditemukan dari banyak bagian tubuh yang tampak bersisik. Meskipun kita tidak tahu pasti, T-Rex yang asli mungkin adalah sesuatu di antara bersisik penuh dan tidak bersisik sama sekali.
Ilmu pengetahuan tentang warna dinosaurus adalah salah satu perkembangan yang paling menarik dalam palaentologi baru-baru ini. Para ilmuwan telah mampu menentukan warna dan pola beberapa dinosaurus yang terawetkan dengan sangat baik dengan mempelajari fosil kapsul yang mengandung pigmen di dalam sel pada bulu dan sisik.
Meskipun belum ada yang tahu apa warna T-Rex, kita sekarang tahu bahwa dinosaurus memiliki beragam warna, termasuk merah dan hitam warna-warni, dan pola-pola seperti garis-garis.
Artikel ini ditulis dalam Bahasa Inggris oleh Abi Derek, Mahasiswa Pascasarjana University of Southampton, dan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang. Terbit pertama kali di The Conversation