Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) Megawati Soekarnoputri meresmikan Rumah Kaca Anggrek Soedjana Kassan yang berada dalam kompleks Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Rabu, 17 Mei 2023.
Dalam kesempatan itu, Megawati meminta jajarannya di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki semangat dalam melestarikan kebun raya dan memperbanyak ruang terbuka hijau. "Saya minta banget, tolong, kalau kamu kerja, BRIDA dan BRIN di Kebun Raya untuk semangat dan disiplin. Ini untuk negara, bukan untuk diri sendiri," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumah Kaca Anggrek Soedjana Kassan berdiri di lahan sekitar 6.818 meter. Di dalamnya terdapat 500 koleksi bunga anggrek se-Indonesia. Adapun, dari luasan sekitar 6.818 meter itu terbagi atas rumah kaca induk, laboratorium kultur jaringan, penghubung ruang anggrek, serta ruang koleksi dan pameran anggrek.
Nama Soedjana Kassan sendiri diambil dari sosok pecinta tanaman hias, khususnya anggrek. Soedjana merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Kepala Kebun Raya Bogor.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Zainal Fatah mengatakan Rumah Kaca Anggrek ini dibangun pada 2019 dan selesai di 2021. Penataan bangunan kawasan taman anggrek meliputi rumah kaca induk seluas 6.813 meter persegi dan laboratorium kultur jaringan 1.560 meter persegi.
Zainal menyampaikan fasilitas ini disiapkan untuk memaksimalkan fungsi dari Kebun Raya Bogor. Di rumah kaca induk anggrek, terdapat tempat kebutuhan eksplorasi, perawatan, dan isolasi. "Laboratorium kultur jaringan dan griya anggrek sesuai dengan fungsi yang didiskusikan bersama BRIN," ungkap Zainal Fatah.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Kebun Raya Bogor yang telah melakukan berbagai aktivitas konservasi tumbuhan dan lainnya.
"Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada teman-teman pengelola Kebun Raya Bogor yang sudah cukup lama melakukan aktivitas konservasi, reservasi, dan pemanfaatan berbagai tumbuhan spesies asli Indonesia. Khususnya di dataran rendah basah," kata Handoko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ANTARA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.