Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Doktor Psikologi UI Teliti Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Bekerja, Apa Hasilnya?

Pingkan meraih gelar doktor psikologi UI lewat disertasinya mengenai kondisi stres pasangan suami-istri.

26 Agustus 2022 | 10.35 WIB

Pingkan C.B Rumondor. Dok.UI
Perbesar
Pingkan C.B Rumondor. Dok.UI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pingkan C.B Rumondor, mahasiswa S3 program studi Ilmu Psikologi Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih gelar doktor berkat disertasinya tentang kondisi stres pasangan suami-istri yang bekerja. Disertasinya berjudul “Peran Stres Eksternal, Dyadic Coping, Attachment dan Ideologi Peran Gender dalam Memprediksikan Kepuasan Pernikahan Pasangan Bekerja Berpendidikan Tinggi di Perkotaan.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pingkan mengatakan pada pernikahan modern saat ini, suami dan istri memiliki posisi setara, sehingga tanggung-jawab mencari nafkah dan mengasuh anak cenderung dilakukan bersama. “Kondisi sebagai pasangan bekerja di perkotaan merupakan kondisi yang rentan akan stres, seperti stres pekerjaan, pengasuhan anak, menjalin relasi pernikahan, hingga tanggung-jawab lain sehari-hari,” ujarnya dilansir dari laman resmi UI pada Jumat, 26 Agustus 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Pingkan, fenomena tersebut penting untuk diteliti, terutama terkait faktor-faktor penting yang dapat membantu pasangan mengelola stres dan mempertahankan kepuasan pernikahan. Penelitian ini bertujuan menguji peran dyadic coping (penanganan stres bersama pasangan) dan attachment (kelekatan emosional pada pasangan) dalam melindungi kepuasan pernikahan dari dampak negatif stres eksternal. Hal itu diungkapkan Pingkan dalam pada sidang terbuka promosi doktor yang diadakan oleh Program Studi Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada Senin, 21 Juli 2022.

Partisipan dalam penelitian ini adalah pasangan bekerja berpendidikan tinggi di perkotaan dengan ideologi peran gender tradisional dan non-tradisional. Hasilnya ditemukan beberapa fakta menarik bahwa dyadic coping dan attachment merupakan faktor-faktor penting yang berpengaruh pada kepuasan pernikahan. Attachment insecure berbanding terbalik dengan kepuasan pernikahan, namun tidak berperan sebagai moderator yang melindungi kepuasan pernikahan dari efek negatif stres eksternal.

Oleh karena itu, kata Pingkan, kemampuan pasangan dalam mengelola stres secara bersama-sama perlu terus dikembangkan untuk melindungi kepuasan pernikahan dari stres eksternal. "Di samping itu, kepuasan pernikahan juga turut dipengaruhi oleh konteks budaya yang membentuk keyakinan suami istri mengenai pembagian peran berdasarkan jenis kelamin,” ujar Pingkan yang juga merupakan salah satu pengajar di Universitas Bina Nusantara (Binus).

Penelitian yang telah dilakukan Pingkan dapat menjadi landasan untuk pengembangan intervensi penanganan stres bersama pasangan dengan memperhatikan kekhasan ideologi peran gender pada pasangan bekerja berpendidikan tinggi di perkotaan.

Temuan ini mengingatkan konselor/terapis yang menangani pasangan bekerja untuk memberikan edukasi tentang pentingnya mengembangkan kemampuan dyadic coping, seperti memberikan dukungan, mendiskusikan solusi masalah bersamasama, dan mendengarkan dengan empati.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus