Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alih-alih harus dibuang, limbah kulit jeruk nipis masih bisa dimanfaatkan. Tim mahasiswa Universitas Padjadjaran, Bandung, meraciknya menjadi serbuk pembasmi jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti pemicu demam berdarah dengue.
Hasil uji coba di laboratorium kampus membuktikan jentik nyamuk mati dalam tempo lima jam. “Bahan alami ini lebih aman daripada obat sejenis yang mengandung pestisida dan bahan sintetis,” kata ketua tim, Muhamad Imam Muhajir, Kamis, 4 Juli lalu.
Imam mengolah limbah kulit jeruk itu bersama koleganya, Ajar Faflul Abror, Regi Admar Yusup, Sandi Sudjatmiko, dan Diani Citra Ayu. Tim lintas fakultas tersebut bekerja di bawah bimbingan dosen Euis Julaeha.
Penelitian mereka berangkat dari kasus demam berdarah dengue yang biasa merebak kala musim hujan di sejumlah daerah di Jawa Barat, seperti Jatinangor, Sumedang, dan Purwakarta. Produk penelitian itu dilabeli Jemukti alias Jentik Nyamuk Mati. Mereka membawa riset ini ke program Kreativitas Mahasiswa Universitas Padjadjaran untuk kategori kewirausahaan.
Menurut Imam, mereka mempelajari hasil-hasil riset peneliti dalam dan luar negeri mengenai bahan apa saja yang bisa membunuh jentik nyamuk. “Zat yang kami ambil adalah metabolit sekunder,” tuturnya. Bahan itulah yang terdapat pada kulit jeruk nipis. Tim mengumpulkan limbah kulit buah itu di tempat industri minuman jeruk nipis di Kuningan, Jawa Barat.
Ekstrak Kulit Jeruk Pembasmi Jentik Nyamuk/Tempo
Imam dan rekan-rekannya menyortir limbah organik itu dan mengambil kulit jeruk nipis yang masih hijau atau muda untuk diolah. Mereka mengambil limbah yang masih segar dengan umur kurang dari dua hari. Kulit jeruk sudah mulai membusuk jika umurnya lebih tua.
Mereka kemudian mengolah kulit jeruk menjadi ekstrak dengan hasil akhir berupa serbuk effervescent (berbuih). Racikan itu mereka uji coba di laboratorium kampus terhadap jentik-jentik nyamuk berumur tiga-empat hari.
Tim lalu membuat empat variasi konsentrat Jemukti dengan takaran 1-2,5 gram per liter air. Hasil pengujian menunjukkan separuh dari 25 jentik nyamuk mati dalam lima jam. Dari empat variasi campuran itu, takaran 2 gram per liter air dinilai sebagai solusi yang paling efektif. Semua jentik nyamuk mati dalam 24 jam.
Pada siklus hidup nyamuk, jentik nyamuk berubah menjadi kepompong dalam lima hari. Satu-dua hari setelahnya, nyamuk dewasa keluar dari kepompong dan menyebar.
Ekstrak Kulit Jeruk Pembasmi Jentik Nyamuk/Tempo
Dibanding obat pembasmi jentik yang kini beredar di pasar, Jemukti bekerja lebih lambat. Meski demikian, obat ini lebih aman bagi makhluk hidup lain karena dibuat dari bahan organik. “Efek samping ekstrak ini minimal,” ujar Imam.
Menurut Imam, timnya tengah mengembangkan produk itu agar bisa dibuat dalam bentuk tablet. Hal lain yang mungkin akan diteliti lagi adalah keampuhannya membasmi bibit nyamuk setelah pemakaian 24 jam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo