Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu wilayah yang menjadi habitat bagi berbagai spesies penyu di dunia. Penyu dikenal sebagai hewan yang senang bermigrasi. Penyu dapat menempuh jarak berpuluh-puluh hingga beratus-ratus kilo untuk mencari tempat yang cocok untuk mereka mencari makan dan bersarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem terdapat enam jenis penyu dunia yang dapat ditemukan di Indonesia, di antaranya penyu Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Tempayan (Caretta caretta), Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) dan Penyu Pipih (Natator depressus). Setiap penyu-penyu tersebut memiliki ciri fisiologis, sistem reproduksi, hingga kemampuan bertahan hidup yang unik, berikut ulasannya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Penyu Sisik
Penyu sisik memiliki ciri khas mulut yang mirip seperti paruh pada unggas. Bentuk mulutnya yang runcing memudahkan penyu sisik memburu makanan di sela-sela batu. Sebagian besar makana penyu sisik adalah jenis spons laut. Selain spons laut, penyu sisik juga mengonsumsi alga laut, kerrang, bulu babi, ikan kecil, ubur-ubur, jenis moluska, tunikata, dan krustasea. Penyu sisik memainkan peran penting dalam fungsi ekosistem laut.
Penyu sisik memiliki morfologi cangkang yang berbintik-bintik dengan kombinasi warna kuning, jingga, merah, kuning, hitam, dan cokelat yang tidak teratur. Cangkangnya memiliki tepi bergerigi dengan sistem tumpang tindih. Penyu sisik tumbuh hingga panjang cangkang 2-3 kaki dengan berat mencapai 1000-150 pon.
Penyu sisik mencapai usia kematangan pada 20-35 tahun tergantung pada berbagai faktor. Penyu sisik betina umunya bertelur tiga hingga lima sarang per musim yang berisi 130-160 telur. Setelah dua bulan tertimbun di dalam pasir tukik satu per satu akan keluar dari cangkangnya dan berenang menuju laut lepas. Penyu sisik memiliki usia hidup yang diperkirakan sekitar 50-60 tahun.
2. Penyu Hijau
Dilansir dari website Taman Nasional Bunaken penyu hijau memiliki nama latin Chelonia Mydas. Penyu hijau memiliki sisik prefrontal dan empat buah sisik postorbital pada area kepalanya. Tidak seperti penyu kebanyakan penyu hijau dewasa hanya memakan tumbuh-tumbuhan, seperti alga dan rumput laut. Penyu hijau memiliki panjang tubuh hingga 0,9-1,5 meter dengan berat mencapai 391,95 kg dan memiliki cajar yang tajam pada kaki depannya.
3. Penyu Belimbing
Dilansir dari laman NOAA Fisheries penyu belimbing merupakan jenis penyu terbesar di dunia. Berbeda dari jenis penyu lainnya, penyu belimbing tidak memiliki sisik dan cangkang yang keras. Penyu belimbing memiliki kulit yang kenyal dan berwarna hitam dengan garis-garis putih. Penyu belimbing memiliki kerapas yang terdiri dari tulang-tulang dermal kecil di bawah kulit yang melapisi jaringan lemak dan menompang kerangkan lebih dalam. Penyu belimbing memiliki kaki yang lebih panjang dibanding dengan penyu lainnya. Kerapas dan kaki penyu yang unik membuat penyu belimbing mampu bertahan dalam migrasi yang panjang.
Penyu belimbing juga dikenal dengan kemampuan migrasinya. Penyu belimbing dapat menempuh jarak hingga 10.000 mil per tahun untuk bersarang dan mencari makan. Penyu belimbing juga memiliki kemampuan menyalam hingga 4000 kaki. Kemampuan menyelam penyu belimbing tersebut lebih dalam dibandingkan dengan mamalia laut lainnya.
Penyu belimbing menyukai tempat hidup di perairan tropis atau subtropis. Di Indonesia penyu belimbing sering ditemukan di perairan. Penyu belimbing juga memiliki habitat hidup di perairan global yang lebih luas, terkecuali di laut Arktik dan Antartika.
4. Penyu Pipih
Dilansir dari laman The State Of The World Sea Turtle penyu pipih penyu pipih merupakan jenis penyu yang memiliki kesamaan bentuk dengan penyu hijau. Pada tahun 1988 barulah para ilmuan mendeskripsikan penyu pipih sebagai spesies yang terpisah. Penyu pipih memiliki memiliki fisiologi yang cukup unik yang memungkinkan mereka aktif di dalam air dalam jangka waktu yang lama dibandingkan dengan jenis penyu lainnya.
Penyu pipih mencapai kematangan seksual pada usia 15-20 tahun. Penyu pipih dapat bereproduksi 2 hingga empat tahun sekali. Dalam sekali musim bertelur penyu pipih dapat menghasilkan 50-70 butir telur. Telur penyu pipih membutuhkan waktu sekitar 60 hari untuk menetas.
5. Penyu Lekang
Penyu lekang merupakan jenis penyu selanjutnya yang juga ada di indonesia. Penyu lekang di Indonesia termasuk dalam jenis penyu yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah.
Dikutip dari laman Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur penyu lekang dapat ditemukan di berbagai daerah di Pulau Jawa, seperti Kabupaten Pacitan, Kabupaten Blitar, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Blitar.
Penyu lekang memiliki karakteristik berupa ukurannya yang relatif kecil, cangkang yang berwarna hijau keabu-abuan, dan tubuh yang berwarna hijau pudar. Ciri lainnya pada penyu lekang ialah memiliki 6 pasang pelat atau lebih pada kerapasnya.
6. Penyu Tempayan
Penyu tempayan adalah spesies penyu laut yang banyak bersarang di Amerika Serikat. Penyu tempayan memiliki ukuran kepala yang besar dengan otot yang cukup kuat untuk mengunyah hewan bercangkang, seperti keong atau siput.
Penyu tempayan memiliki cangkang yang berbentuk hati dengan warna kemerahan dan kuning pucat pada penyu dewasa. Penyu tempayan memiliki sirip yang berwarna putih keabu-abuan, dan cangkang bawah umumnya berwarna kekuningan hingga cokelat keemasan.
Penyu tempayan memiliki usia 70 hingga 80 tahun lebih. Penyu tempayan akan mencapai usia kematangan sekitar 35 tahun. Penyu tempayan kemudian akan bertelur setiap 2 sampai 3 tahun sekali. Pada musim kawin penyu betina mampu bertelur hingga 5 sarang. Setiap sarang penyu tempayan akan menghasilkan hingga 100 jenis telur
Dari keenam jenis penyu yang telah dibahas sayangnya beberapa di antaranya termasuk dalam spesies yang terancam punah. Pemerintah baik di dunia atau di Indonesia melakukan berbagai upaya untuk melindungi hewan langka tersebut. Di Indonesia penyu lekang, penyu belimbing, dan penyu tempayan masuk dalam status rentan punah.
Pemerintah Indonesia melindungi hewan tersebut dengan menerapkan beberapa peraturan, seperti Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar jo. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/ 12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi. Demikian juga dengan Surat Edaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor: SE.526 Tahun 2015 mengatur tentang Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur, Bagian Tubuh dan/atau Produk Turunannya.
Ancaman utama yang dihadapi penyu laut diantaranya mencakup perburuan liar, pengambilan telur penyu, kerusakan habitat, dan berbagai aktivitas lainnya yang berpotensi merusak laut.