Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah fenomena cuaca yang langka telah memberi malapetaka banjir bandang di Provinsi Valencia, Spanyol bagian timur, pada pekan lalu. Sebanyak lebih dari 200 orang tewas dan puluhan lainnya hilang dalam apa yang disebut para ahli meteorologi sebagai salah satu bencana alam terburuk yang terjadi di Spanyol selama ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banjir bandang juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah di Valencia. Jalan, jembatan, dan jaringan rel kereta lumpuh. Foto-foto yang beredar menunjukkan mobil-mobil berserak dan saling bertumpuk dibuatnya. Begitu juga dengan puing dan material lain. Ribuan orang terpaksa harus mengungsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di balik bencana tersebut, Badan Meteorologi Spanyol, AEMET, mencatat hujan lebih dari 300 mm turun di Valencia pada Selasa, 29 Oktober 2024. Angka itu setara curah hujan dalam setahun.
Di Kota Chiva, di salah satu bagian dari Valencia, curah hujannya bahkan hampir 500 mm sepanjang delapan jam hujan yang turun pada hari itu. Sebagai ilustrasi, BMKG menetapkan hujan sudah tergolong ekstrem jika tercurah lebih dari 150 mm.
Orang-orang membersihkan jalan yang tertutup lumpur setelah hujan lebat di Massanassa, di Valencia, Spanyol, 1 November 2024. Warga setempat yang selamat berusaha menyelamatkan apa yang tersisa dari rumah mereka yang hancur. REUTERS/Susana Vera
Citra satelit dari Landsat 8, pada 30 Oktober 2024, menunjukkan luasnya daerah permukiman dan areal pertanian di Valencia yang diterjang banjir bandang karena hujan ultra-ekstrem tersebut. Banjir yang membawa serta lumpur juga tampak memenuhi kanal Sungai Turia yang berujung ke Laut Balearic (bagian dari Laut Tengah) dan rawa pantai L'Albufera di bagian selatan Valencia.
Dahsyatnya banjir bandang yang terjadi, dan luasnya wilayah terdampak, tergambar jelas dengan melihat citra satelit Landsat 8 yang bersih merekam wilayah Valencia pada 25 Oktober 2022.
Mobil-mobil yang rusak terlihat di sepanjang jalan setelah hujan lebat yang menyebabkan banjir, di pinggiran Valencia, Spanyol, 31 Oktober 2024. Banjir bandang menyapu ratusan mobil hingga terguling, saling bertumpuk, dan berserakan di jalanan. REUTERS/Eva Manez
Menurut AEMET, cuaca pembawa malapetaka itu dipicu oleh fenomena yang dalam bahasa lokal dikenal akronimnya sebagai DANA (Depresión Aislada en Niveles Altos) atau pusat tekanan rendah di lapisan udara tinggi. Fenomena ini diawali dari massa udara dingin yang diam di satu tempat karena osilasi jet stream di atmosfer atas (ketinggian sekitar 9000 meter) macet. Jet stream adalah arus angin kuat yang mengitari Bumi seperti sabuk.
Dalam kasus di Valencia, massa udara dingin itu stagnan tepat di atas massa udara yang sangat hangat di atas permukaan Laut Tengah. Hasilnya adalah perbedaan suhu yang signifikan di antara lapisan atmosfer yang berbeda, yang pada gilirannya menyebabkan masa udara hangat naik dengan mudah dan menjadi jenuh dengan cepat.
Perbedaan suhu itu berkombinasi dengan kelembapan dan energi dari Laut Tengah, yang airnya sedang hangat-hangatnya karena musim panas, sehingga menghasilkan badai dan hujan yang sangat lebat. Badai yang terbentuk bisa bertahan relatif lama sebelum buyar kembali, yang mengamplifikasi potensi banjir bandang yang mungkin dipicunya.
Menurut catatan AEMET, fenomena DANA pada 29 Oktober lalu adalah yang paling parah sepanjang abad ini. Bencana yang dilahirkannya setara dengan yang pernah terjadi pada 1982 lalu.
NASA EARTH OBSERVATORY, LIVESCIENCE