Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ford berhak atas paten untuk sebuah sistem teknologi yang bisa membuat mobil memposisikan ulang dirinya jika pengguna atau pemilik jatuh ke dalam kredit macet pelunasan pembelian mobil itu. Bayangkan mobil yang bisa melaju sendiri kembali ke showroom--atau ke tempat besi tua jika nilai mobil itu sudah turun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paten itu telah didaftarkan sejak 2021 tapi baru didapat Ford pada Februari lalu. Dilukiskan bagaimana sistem akan terpicu jika pemilik mobil tak kunjung merespons pesan yang menginformasikan kalau tenggat pembayaran cicilan sudah terlampaui.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada titik itu, serangkaian pengaturan akan pertama-tama digunakan untuk membuat mobil tak nyaman dikendarai, sebelum kemudian sama sekali tak bisa digunakan. Jika pemilik mobil tak juga menggubris, sistem dirancang agar mobil bisa melaju sendiri kembali ke showroom.
Sistem itu dimulai dengan cara melumpuhkan sejumlah fitur seperti navigasi GPS, pemutar musik, atau penyejuk udara untuk menciptakan apa yang disebutkan sebagai, "level ketidaknyamanan tertentu bagi pemilik mobil."
Jika itu tidak memberi efek yang diharapkan, paten yang didaftarkan mencakup kemampuan mobil untuk menciptakan, "suara mengganggu yang tak putus-putus," seperti bunyi bel atau beep, setiap saat pemilik berada dalam mobilnya.
Eskalasi gangguan akan meningkat menjadi membatasi akses ke kendaraan, membuatnya tidak bisa digunakan di akhir pekan. Di level ini, sistem masih mengizinkan pemilik menggunakannya untuk beraktivitas di hari kerja, dan karenanya tak sampai mempengaruhi kemampuan mereka untuk membayar cicilan mobil.
Paten juga menyarankan menggunakan GPS untuk 'geofencing' area tertentu di mana mobil tidak akan dapat digunakan. Jika seluruhnya tetap tak berhasil, barulah mobil bisa diinstruksikan untuk melaju otonom ke titik lokasi di mana truk towing menunggu untuk menderek atau mengangkutnya.
Atau, membuatnya melaju otonom hingga ke gudang. Jika kilometer jarak tempuh sudah sangat jauh dan kondisi mobil buruk, sistem bisa mengarahkannya untuk mengarah langsung ke lokasi penghancuran untuk daur ulang.
Sejumlah pekerja mengoperasikan mesin pabrik, di pusat instalasi perakitan mobil Ford Motor Co. pada 27 Juli 2015. Paulo Fridman/Getty Images
Sistem seperti itu, tentu saja, mensyaratkan mobil harus otonom sepenuhnya--sebuah teknologi yang terus diperjuangkan meski disadari sangat sulit oleh para pabrikan mobil. Ford bahkan telah belum lama ini mengumumkan menyerah mengembangkan teknologi kendaraan full otonom setelah habis $2,7 miliar atau setara Rp 41,8 triliun.
Ford tidak memberikan keterangan tentang hak paten terbarunya itu. Namun, pakar keamanan di University of Surrey, Inggris, Alan Woodward, mengatakan akan ada risiko keamanan dengan sistem kendaraan otonom seperti itu.
Menurut dia, Ford amat sangat berani jika membangun sistem itu sebagai standarnya. "Saya dapat membayangkan seorang pencuri mobil tidak hanya menemukan cara ilegal untuk masuk ke sistem, tapi juga melakukan rekayasa sosial terhadap penggunanya untuk membagikan akses."
Woodward memperingatkan sistem yang diusulkan itu bisa malah disalahgunakan untuk pencurian mobil dari jarak jauh.
NEW SCIENTIST
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.