Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

5 Mei 2024 | 08.09 WIB

Ilustrasi gempa. geo.tv
Perbesar
Ilustrasi gempa. geo.tv

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur. Gempa Bawean ini terjadi pada Minggu pagi, 5 Mei 2024, pukul 04.38 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut data BMKG, gempa berkekuatan Mangnitudo 4,3. Berpusat di laut, 132 kilometer timur laut Tuban.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Datang dari kedalaman lima kilometer, lindu itu mampu membuat Bawean terguncang pada skala III MMI. Itu setara getaran nyata yang dirasakan di dalam rumah seakan ada truk melintas.

Gempa Bawean masih terus terjadi sejak hari pertama pada 22 Maret lalu. Saat itu terjadi tiga gempa Magnitudo 5,9, M5,3, dan M6,5. 

Pemicu rangkaian panjang gempa dangkal tersebut adalah sesar aktif di Laut Jawa yang belum terpetakan sebelumnya. Kecurigaan mengarah ke percabangan dari Busur Bawean yang mengarah ke Semenanjung Muria.

Kondisi Batuan Pusat Gempa Bawean

Dalam penjelasan yang pernah diberikannya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menduga, sekalipun ada rentetan gempa susulan yang panjang, kekuatannya Gempa Bawean tak akan melampaui hari pertama.

"Saya kira sudah mentok, sudah habis. Histori-nya juga sekitar 6 (Magnitudo) saja," kata dia.

Dugaan sesar pemicu Gempa Bawean M5,9, M5,3, dan M6,5 pada Jumat 22 Maret 2024. BMKG

Daryono lebih jauh menerangkan kondisi batuan di pusat Gempa Bawean yang kemungkinan heterogen atau rapuh sehingga menyebabkan rangkaian panjang gempa susulan. Sebagai catatan, tercatat sekitar 500 kali gempa susulannya hingga pekan pertama April lalu.

"Kalau kondisi batuannya homogen, biasanya elastik. Gempa besar (kuat) bisa tanpa disertai susulan," katanya.

Daryono menerangkan faktor rekahan yang merambat dalam batuan itu pasca-gempa. Rekahan bisa merambat pelan atau sebaliknya bergantung kondisi batuan. "Kalau heterogen, susulannya bisa banyak banget."

Warga mengamati rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Dusun Prapat Tunggal, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Minggu, 24 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat sebanyak 4.085 rumah, 138 rumah ibadah, 68 sekolah, dan 12 perkantoran di Kecamatan Sangkapura dan Tambak mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi

Kalau ternyata gempa itu berada di tempat yang batuannya sebagian homogen sebagian rapuh atau heterogen, biasanya gempa yang lepas duluan di lokasi yang rapuh. Gempa itu kemudian bisa melepas atau merobek yang lebih lebar di batuan sebelahnya (rambatan). 

Kondisi itu yang menurut Daryono menjawab kenapa gempa susulan pada Gempa Bawean hari pertama, 22 Maret lalu, bisa lebih kuat daripada gempa utamanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus