Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Modifikasi Cuaca Jakarta dan Jawa Barat Dihentikan, BMKG: Cuaca Relatif Aman Menjelang Lebaran

Operasi Modifikasi Cuaca selama lebih dari dua pekan dinilai efektif dalam mengurangi ekstremitas curah hujan

21 Maret 2025 | 10.27 WIB

Persiapan operasi modifikasi cuaca di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, 11 Maret 2025. Tempo/Prima Mulia
material-symbols:fullscreenPerbesar
Persiapan operasi modifikasi cuaca di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, 11 Maret 2025. Tempo/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jakarta dan Jawa Barat yang berlangsung sejak 4 hingga 20 Maret 2025 tidak akan dilanjutkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelaksana Tugas Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo mengatakan keputusan ini diambil setelah evaluasi menunjukkan kondisi cuaca di wilayah tersebut diprediksi relatif aman hingga akhir Maret atau menjelang Lebaran 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Betul, kegiatan distop. Karena dari prediksi relatif aman-aman saja untuk wilayah Jakarta dan Jabar selama periode Dasarian III Maret dan menjelang periode arus mudik nanti,” kata Budi ketika dihubungi Tempo, Jumat, 21 Maret 2025. 

Modifikasi cuaca selama lebih dari dua pekan dinilai efektif dalam mengurangi ekstremitas curah hujan serta dampak yang ditimbulkan. Menurut Budi, modifikasi cuaca pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi ekstremitas curah hujan yang diprediksi akan terjadi dan jika tidak diantisipasi akan berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi dan menimbulkan kerugian.

“Dari data, jika dibandingkan dengan periode Dasarian I Maret 2025 sebelum ada pelaksanaan modifikasi cuaca, terlihat jelas pengurangan dampak kerugiannya,” tuturnya. Budi membandingkan jumlah rumah rusak atau terendam hingga jiwa terdampak, yang rata-rata berkurang sebanyak 80-90 persen.

Berdasarkan data yang diterima Tempo, terlihat bahwa jumlah kejadian bencana relatif sama, namun dampaknya berkurang drastis. Jumlah rumah rusak berat turun 85,86 persen, rumah rusak sedang turun 89,24 persen, dan rumah rusak ringan turun 77,29 persen. Selain itu, rumah terendam berkurang 93,28 persen dari 46.264 menjadi 3.111 unit, sementara jumlah jiwa terdampak turun 93,26 persen dari 231.264 menjadi 15.581 orang. 

“Dari sisi ekstremitas hujannya sendiri juga bisa dibandingkan rilai reduksinya,” kata Budi. Dari sisi curah hujan, kejadian hujan lebat turun 49 persen, hujan sangat lebat turun 68 persen, dan hujan ekstrem turun signifikan hingga 96 persen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus