DULU, minyak dan gas alam ditambang di daratan. Kini, industri serupa makin beralih ke daerah lepas pantai. Lihatlah pengalaman di Indonesia, Teluk Meksiko, dan Laut Utara. Karena itu, makin banyak pekerjaan yang harus dilakukan di bawah air. Misalnya pemasangan pipa dan penyimpanan minyak di anjungan lepas pantai. Di Laut Utara, Norwegia mendirikan anjungan minyak yang lebih tinggi ketimbang Empire State Building, atau gedung PBB itu, seperti Stadfjord A dan Stadfjord B. Sedang direncanakan pula pembangunan anjungan minyak dua kali tinggi menara Eifel, dengan biaya sekitar Rp 7 trilyun. Bekerja di bawah permukaan air bukan saja sukar, tapi juga mengandung pelbagai bahaya. Terutama di Laut Utara, dengan suhu rendah, arus deras, dan ombak ganas. Pekerjaan demikian memerlukan biaya dan risiko tinggi. Tapi manusia tak kurang akal. Kini, generasi robot baru sedang dibangun dan disempurnakan untuk menggantikan pekerjaan manusia di bawah air. Mereka dinamakan ROV (remotely-operated vehicle = kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh). Untuk sementara, para ROV ini masih sangat primitif. Geraknya lamban, dan kemampuan operasionalnya rendah. Toh harganya mahal, berkisar antara Rp 600 juta dan Rp 1,2 trilyun. Sewa sehari sekitar Rp 1,5 juta, lengkap dengan tim operatornya. Sedang diusahakan pengembangan ROV tanpa kabel. Sebab, kabel inilah yang sering membuat pusing para pengendali. Di bawah permukaan air, kabel mudah terbelit, kusut, bahkan putus dan menganggu pekerjaan laim Faktor lain, beban ROV juga bertambah bila harus menyeret kabel ke sana kemari. Jadi, masalahnya ialah komunikasi dan tenaga. Gelombang radio tidak merambat dengar baik di dalam air laut. Gelombang suara memang dapat digunakan menyampaikan isyarat tapi mengalami distorsi untuk merambat dari permukaan air ke daerah lebih dalam. Universitas Heriot Watt di Skotlandia dan Lembaga Oseanologi Woodshole di Amerika Serikat, sementara ini, mencoba memecahkan masalah itu melalui dua tahap. Master robo masih diikatkan dengan kabel pada kapal induk. Tetapi "anak-anak" robot, yang disebut "budak", dapat berenang kian kemari untuk melakukan pelbagai pekerjaan di bawah air. Tidak mustahil, para robot itu kelak berperang di bawah air memperebutkan mineral bawal laut, atau... putri duyung yang cantik. M.T. Zen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini