Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Bibit Siklon Teridentifikasi di Laut Sawu, Berdampak ke Jawa dan Sumatera

Peneliti BRIN menjelaskan bahwa efek bibit siklon 99S menyebabkan hujan deras, angin kencang, serta kondisi cuaca yang persisten.

20 Februari 2025 | 12.13 WIB

Ilustrasi siklon. ANTARA/HO-Wikipedia
Perbesar
Ilustrasi siklon. ANTARA/HO-Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengidentifikasi pembentukan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu, dekat Kupang dan Sumba, Nusa Tenggara Timur. Menurut dia, bibit siklon ini dapat memicu hujan sporadis di sebagian wilayah Sumatera dan Jawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Dinamika bibit siklon 99S ini telah memicu pembentukan badai konvektif berpola garis memanjang yang dinamakan dengan squall line terutama aktif pada malam hari di Sumatera,” kata Erma ketika dihubungi pada Rabu, 19 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Erma menjelaskan bahwa efek siklon ini menyebabkan hujan deras, angin kencang, serta kondisi cuaca yang persisten di sebagian Sumatera bagian tengah dan selatan. Selain itu, hujan sporadis juga terjadi pada siang hingga malam di sebagian wilayah Jawa, khususnya bagian tengah dan timur, dengan sifat yang persisten.

“Meskipun bibit siklon ini diprediksi segera melemah, namun berkaca pada kasus Super-Siklon Tropis  Zelia, perubahan dari bibit menjadi siklon tropis dapat mencapai level kuat secara agresif,” tuturnya.

Oleh karena itu, Erma mengimbau masyarakat waspada selama dasarian ketiga Februari, khususnya pada 21–28 Februari. Wilayah yang berada dekat dengan pembentukan siklon tropis, seperti Kupang, Sumba, dan NTT, diprediksi dapat mengalami dampak langsung akibat penguatan dan pergerakan siklon.

Imbauan itu senada dengan isi keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam prospek cuaca periode 18-24 Februari 2025. Menurut BMKG, kondisi cuaca di Indonesia teramati masih dipengaruhi oleh beberapa gangguan tropis berupa sirkulasi siklonik khususnya di perairan sebelah selatan Indonesia.

Salah satunya adalah sirkulasi siklonik yang terpantau di Laut Timor, selatan Nusa Tenggara Timur yang diprediksi menguat dan berpotensi menjadi bibit siklon tropis. "Kondisi ini mengakibatkan peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat," kata BMKG.

Selain itu, BMKG menambahkan, terdapat sirkulasi siklonik di perairan barat daya Banten yang mengakibatkan konvergensi memanjang dari barat daya Lampung hingga selatan Jawa Tengah dan dapat meningkatkan curah hujan di wilayah Lampung, Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. "Kedua sirkulasi siklonik ini mampu menyebabkan terjadinya peningkatan kondisi cuaca menjadi cuaca ekstrem hingga sepekan ke depan."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus