Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Hari-hari Terakhir Albert Einstein, Sisakan Kontroversi Pengawetan Otaknya

Albert Einstein fisikawan paling berpengaruh abad ke-20 ini meninggal karena pecahnya aneurisma aorta perut. Ini hari-hari terakhirnya.

18 April 2022 | 12.31 WIB

Albert Einstein
Perbesar
Albert Einstein

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 18 April tepat 67 tahun yang silam, Albert Einstein sang ilmuwan bidang ilmu fisika meninggal. Dia dianggap sebagai fisikawan paling berpengaruh di abad ke-20 dan meraih Hadiah Nobel untuk teori relativitas umumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Einstein lahir Ulm, Jerman pada 14 Maret 1879 dari pasangan Yahudi kelas menengah yang sekuler. Dari laman Britannica diketahui ayahnya bernama Herman Einstein yang menjalankan pabrik elektronika, terbilang dengan kesuksesan sedang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada yang unik di masa awal Einstein. Dia menuliskan ada dua “keajaiban” sangat mempengaruhi dirinya. Yakni, saat pertemuannya dengan kompas di usia lima tahun. Kala itu, Einstein kebingungan. Dia heran bahwa ada kekuatan tak terlihat yang bisa membelokkan jarum.

Kemudian yang kedua, ketika dia menemukan sebuah buku geometri yang dilahapnya. Einstein menyebutnya sebagai “buku geometri kecil yang suci”. Kala itu usianya baru 12 tahun.

Salah seorang yang berpengaruh penting bagi Einstein ialah mahasiswa kedokteran muda, bernama Max Talmud yang sering makan malam di rumahnya.

Talmud kemudian menjadi tutor informalnya yang memperkenalkan Einstein pada matematika dan fisika yang lebih tinggi. Dimana waktu berusia 12 tahun, Einstein pernah menjadi anak yang religius.

Namun, hal itu berubah setelah ia membaca buku-buku sains yang bertentangan dengan agamanya. Lebih lagi di Luitpold Gymnasium, Einstein sering merasa tidak pada tempatnya dan menjadi korban pendidikan ala Prusia yang seolah-olah menghambat orisinalitas dan kreativitas.

Saat belajar di Akademi Politeknik Federal di Zurich, Swiss, Einstein jatuh cinta dengan sesama mahasiswa, Mileva Maric. Tapi orang tuanya menentang, terlebih dia tak punya cukup uang untuk menikah. Hingga pada akhirnya pasangan itu memiliki seorang putri yang lahir di 1902.

Baru setelah mendapat pekerjaan sebagai juru tulis  di kantor paten Swiss di Bern, Einstein menikah dengan Maric pada 1903. Dan kemudian, memiliki dua orang anak lagi.

Di kantor paten ini Einstein bekerja hingga tahun 1909, ketika akhirnya dia mendapat posisi penuh waktu di Universitas Zurich. Serta pada tahun 1913, ia tiba di Universitas Berlin dan diangkat menjadi direktur Institut Fisika Kaiser Wilhelm, seperti dilansir dari laman history.com.

Dari sini pula bertepatan dengan awal hubungan romantis Einstein dengan sepupunya bernama Elsa Lowenthal, dan akhirnya mereka menikah setelah menceraikan Mileva Maric.

Einstein menerima Hadiah Nobel untuk teori relativitas umumnya pada 1921. Karya ini dianggap sebagai teori agungnya yang menunjukan bahwa gravitasi, dan juga gerak, dapat mempengaruhi ruang dan waktu.

Einstein adalah seorang pasifis yang vokal dan secara terbuka diidentifikasi dengan gerakan Zionis. Karena inilah, Einstein menjadi sasaran permusuhan di Weimar, Jerman. Di mana banyak warga menderita karena anjloknya kekayaan ekonomi setelah kekalahan dalam Perang Besar.

Ia bermigrasi dari Jerman ke Amerika Serikat ketika Nazi mengambil alih kekuasaan sebelum Perang Dunia II. Tepat pada Desember 1932, sebelum Adolf Hitler menjadi kanselir Jerman.

Disini ia mengambil posisi  di Institute for Advanced Study yang baru didirikan di Princeton, New Jersey. Sejak saat itu, Einstein tidak akan pernah lagi memasuki negara kelahirannya.

Hari-hari Terakhir Albert Einstein

Sehari sebelum meninggal, 17 April 1955, Einstein mengalami pendarahan dalam akibat pecahnya aneurisma aorta perut. Ia dibawa ke rumah sakit dan menolak untuk dioperasi, dengan mengatakan, “Saya ingin pergi saat saya menginginkannya. Hambar rasanya memperpanjang hidup secara tidak alami. Saya telah menyelesaikan urusan saya; ini saatnya untuk pergi. Saya akan melakukannya dengan elegan,” ujarnya.

Perkataannya itu tertuang dalam The ruptured abdominal aortic aneurysm of Albert Einstein yang ditulis oleh J R Cohen.

Einstein wafat keesokan paginya, di Rumah Sakit Princeton di usia 76 tahun. Saat diotopsi, patalog rumah sakit itu, Thomas Stoltz Harvey, mengambil otak Einstein untuk diawetkan tanpa seizin keluarganya.

Dengan alasan Thomas Stoltz Harvey, berharap bahwa ilmu saraf masa depan bisa mengetahui penyebab kecerdasan luar biasa Albert Einstein. Pada akhirnya jenazah sang ilmuwan terbesar abad ke-20 ini dikremasi dan abunya disebar lokasi yang dirahasiakan.

RAHMAT AMIN SIREGAR 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus