Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ilmuwan Cina Gabungkan Gen Otak Manusia dan Kera, Hasilnya?

Studi baru menggabungkan gen otak manusia dengan kera modern.

15 April 2019 | 07.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rahasia Keunikan Otak Manusia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru yang dipimpin peneliti di Institut Zoologi Kunming, Cina menggabungkan gen otak manusia dengan kera. Para peneliti menciptakan spesimen transgenik yang menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang lebih maju dari pada kera yang tidak dimodifikasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

Dikutip laman bgr, akhir pekan lalu, apa yang dilakukan para ilmuwan itu terdengar seperti alur film fiksi ilmiah yang buruk. Ilmuwan menentukan perubahan pada otak primata yang mendorong cabang pohon evolusi dengan cara revolusioner dan menakutkan.

Para ahli genetika telah mengidentifikasi banyak gen yang berbeda antara manusia dan primata, tapi menentukan gen mana yang mungkin menyebabkan perubahan dalam kimia otak terbukti sangat menantang. Beberapa gen dianggap terkait dengan ucapan tingkat lanjut, sementara yang lain tampaknya terkait dengan ukuran otak secara keseluruhan.

Seperti dilaporkan MIT Technology Review, tim peneliti Cina fokus pada gen yang disebut MCPH1, yang ketika rusak, menghasilkan bayi dengan otak lebih kecil dibandingkan biasanya. Penambahan versi manusia MCPH1 ke embrio monyet menghasilkan 11 spesimen, tapi enam dari mereka meninggal sebelum tes apa pun dilakukan.

Lima sisanya, yang dikonfirmasi oleh para ilmuwan memiliki banyak salinan gen manusia, ditugaskan untuk menyelesaikan tes memori dan menjadi sasaran pemindaian MRI. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menariknya, para peneliti mencatat bahwa otak monyet itu tidak lebih besar dari rekan-rekannya yang tidak dimodifikasi, tapi mereka melakukan lebih baik dengan latihan memori jangka pendek.

Jelas ada banyak masalah etika di sini, seperti apakah para ilmuwan harus merusak susunan otak primata. Penelitian ini telah menerima banyak kritik, dan beberapa peneliti menulis tentang bahaya dan perangkap etika mempermainkan otak yang kompleks atas nama sains.

Namun demikian, para peneliti yang terlibat dalam studi modifikasi otak bermaksud untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Dan mungkin mulai bereksperimen dengan gen otak manusia yang berbeda di masa depan.

BGR | MIT TECHNOLOGY REVIEW

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus