Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim ilmuwan dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Cina (USTC) mengembangkan robot ahli kimia canggih bernama Luke. Seperti dilansir Antara, 7 November 2024, robot ini dirancang untuk melakukan berbagai tugas laboratorium, termasuk merancang eksperimen dan menguji hipotesis secara mandiri. Luke memiliki daya komputasi dan operasional yang setara dengan 10 mahasiswa PhD, yang mampu bekerja di lingkungan ekstrem seperti Mars.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan tubuh atas ramping berwarna putih dan dilengkapi dua lengan robotik, Luke menggabungkan teknologi sistem visual, platform komputasi berbasis kecerdasan buatan (AI), dan perangkat lunak interaksi manusia-mesin. Robot ini mampu melakukan tugas-tugas kompleks seperti menuangkan cairan dan menggiling benda padat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dibandingkan dengan manusia, Luke dapat melakukan eksperimen tanpa henti, mencapai presisi 0,1 milimeter dalam pengoperasiannya. “Yang paling luar biasa adalah kapasitas Luke untuk belajar dan menganalisis,” kata Zhao Luyuan, mahasiswa PhD yang telah mengerjakan proyek ini selama lebih dari tiga tahun. Luke diklaim dapat mempelajari 50 ribu makalah akademis dalam dua pekan dan memverifikasi lebih dari 3,76 juta formulasi eksperimental dalam enam pekan.
Profesor Jiang Jun dari Fakultas Ilmu Kimia dan Material di USTC menyatakan bahwa robot seperti Luke menjadi alat efektif bagi para ilmuwan untuk merancang eksperimen dan menemukan solusi dengan efisiensi dan presisi tinggi.
Sejak tahun lalu, ahli kimia AI yang dikembangkan di universitas itu telah mencapai tonggak penting, termasuk menciptakan katalis untuk menghasilkan oksigen berdasarkan meteorit Mars, sebuah langkah untuk memungkinkan manusia tinggal di Mars dalam jangka panjang.
Robot-robot itu juga meneliti lapisan film organik untuk teknologi antipemalsuan uang dan konversi batu bara menjadi minyak yang hemat biaya.
Pengembangan robot AI ini sejalan dengan upaya Cina dalam memajukan teknologi robot humanoid, yang menggabungkan AI, manufaktur canggih, dan material baru.
Menurut pedoman dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Cina, negara ini menargetkan sistem inovasi untuk robot humanoid pada 2025 dan pengembangan sistem industri serta rantai pasokan yang aman pada 2027.
Meski kemajuan signifikan telah dicapai, tantangan masih ada, seperti peningkatan daya tahan baterai, pengambilan keputusan, dan kemampuan interaksi alami. Sun Tao, profesor di Universitas Tianjin, menekankan bahwa tantangan-tantangan ini harus diatasi sebelum penggunaan robot humanoid dapat diterapkan secara luas.
Namun, bagi Jiang, nilai terbesar dari perkembangan robot seperti Luke adalah kebebasan yang diberikannya kepada ilmuwan manusia untuk berinovasi lebih jauh dan mengejar penemuan-penemuan yang melampaui batas imajinasi.