Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang seismik yang dihasilkan oleh tumbukan meteorit di sisi lain planet Mars tempat pendarat InSight NASA berada, telah memberikan petunjuk baru tentang bagian dalam Planet Merah. Hal inilah yang mendorong para ilmuwan menilai kembali anatomi planet tetangga Bumi ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data seismik baru menunjukkan adanya lapisan batuan cair yang belum diketahui yang mengelilingi inti logam cair – komponen terdalam planet ini – yang lebih kecil dan lebih padat dari perkiraan sebelumnya, kata para peneliti pada hari Rabu, 25 Oktober 2023, seperti dikutip dari Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gelombang yang dihasilkan oleh gempa – termasuk yang disebabkan oleh tumbukan meteorit, bervariasi dalam kecepatan dan bentuk ketika melewati material berbeda di dalam sebuah planet. Data dari instrumen seismometer InSight memungkinkan struktur internal planet menjadi fokus.
Tabrakan meteorit yang terjadi di kawasan dataran tinggi Mars bernama Tempe Terra pada 18 September 2021 memicu gempa berkekuatan 4,2 skala richter dan meninggalkan kawah selebar sekitar 425 kaki (130 meter). Itu terjadi di sisi berlawanan Mars dari lokasi InSight di wilayah dataran yang disebut Elysium Planitia.
“Pentingnya dampak samping jauh adalah menghasilkan gelombang seismik yang melintasi bagian dalam planet, termasuk inti planet. Sebelumnya, kami belum mengamati adanya gelombang seismik yang melintasi inti. Kami hanya melihat pantulan dari atas. intinya,” kata ilmuwan planet Amir Khan dari ETH Zürich di Swiss, penulis utama salah satu dari dua makalah ilmiah mengenai temuan baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature.
Perilaku gelombang itu menunjukkan bahwa penilaian sebelumnya terhadap interior Mars ada yang hilang, yaitu adanya lapisan silikat cair setebal sekitar 90 mil atau 150 kilometer yang mengelilingi inti. Wilayah cair ini berada di bagian bawah bagian dalam planet yang disebut mantel.
Para peneliti juga menghitung ulang ukuran inti dan menemukan bahwa inti tersebut memiliki diameter sekitar 2.080 mil atau 3.350 kilometer, dengan volume sekitar 30% lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.
Para peneliti mengatakan mantel – lapisan berbatu yang diapit di antara kerak dan inti terluar planet – membentang sekitar 1.055 mil atau 1.700 kilometer di bawah permukaan. Berbeda dengan Mars, Bumi tidak memiliki lapisan cair di sekeliling intinya.
Salah satu dari dua penelitian yang diterbitkan pada hari Rabu menunjukkan bahwa lapisan ini telah meleleh sepenuhnya. Sementara, penelitian lainnya menunjukkan sebagian besar telah meleleh sepenuhnya, dan bagian atasnya telah meleleh sebagian.
“Lapisan cair dan sebagian cair pada dasarnya terdiri dari silikat (mineral pembentuk batuan) yang diperkaya dengan besi dan unsur-unsur penghasil panas radioaktif dibandingkan dengan mantel padat di atasnya,” kata Henri Samuel, ilmuwan planet dari penelitian nasional Prancis, organisasi CNRS yang bekerja di Institut de Physique du Globe de Paris dan penulis utama studi kedua.
Inti Mars sebagian besar terdiri dari besi dan nikel, tetapi juga memiliki beberapa unsur yang lebih ringan seperti belerang, oksigen, karbon, dan hidrogen. Para peneliti menyimpulkan bahwa unsur-unsur yang lebih ringan ini membentuk sekitar 9-15% komposisi inti, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
“Jumlah unsur ringan ini tidak berbeda dengan inti bumi yang diperkirakan berjumlah sekitar 10%,” kata Khan.
Mars, planet keempat dari matahari, memiliki diameter sekitar 4.220 mil (6.791 kilometer), dibandingkan diameter Bumi sekitar 7.926 mil (12.755 kilometer). Volume total bumi hampir tujuh kali lebih besar.
NASA menghentikan InSight pada tahun 2022 setelah empat tahun beroperasi.
“Kami telah belajar banyak tentang Mars dengan mempelajari catatan seismik unik yang disediakan oleh misi InSight,” kata Samuel. “Planet adalah sistem yang kaya dan kompleks karena merupakan tempat berbagai jenis proses hidup berdampingan dan bertindak pada berbagai skala spasial dan temporal, tidak terkecuali Mars.”
Pilihan Editor: Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Rektor UIN Walisongo Tersandung Plagiarisme, Musim Hujan di Jabodetabek
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.