Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ahli Astrofisika Menduga Alien Hidup di Awan Planet Venus

Para astrofisikawan mengklaim telah menemukan dua jenis gas di awan Venus yang umumnya digunakan sebagai penanda adanya kehidupan.

26 Juli 2024 | 21.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para astrofisikawan mengklaim telah menemukan dua jenis gas di atmosfer planet Venus yang diduga menjadi jejak kehidupan makhluk asing atau alien. Dua gas tersebut merupakan gas fosfina dan gas amonia yang terdeteksi di atmosfer planet yang padat dan panas. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para ilmuwan mengumumkan temuan dua gas itu dalam acara National Astronomy Meeting (NAM) yang diadakan Royal Astronomical Society (RAS) di University of Hull, Inggris, Rabu, 17 Juli 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka mengatakan keberadaan dua gas tidak mudah dijelaskan berdasarkan fenomena atmosfer atau geologi di Venus. Dengan demikian, dua gas itu kemungkinan merupakan tanda-tanda adanya kehidupan biologis. 

“Analisis pengamatan awal melalui Teleskop James Clerk Maxwell (JCMT) yang diambil sebagai bagian dari proyek JCMT-Venus telah mengonfirmasi keberadaan fosfina dengan jumlah lebih besar di dekat awan,” kata peneliti astrofisika Imperial College London, Dave Clements saat National Astronomy Meeting (NAM) yang diadakan Royal Astronomical Society (RAS) di, University of Hull, Inggris, Rabu, 17 Juli 2024, seperti dikutip dari Newsweek. 

Sementara itu, lanjut dia, keberadaan amonia berhasil diamati dengan panjang gelombang radio Teleskop Green Bank (GBT). Namun, temuan itu belum dipublikasikan dalam jurnal yang ditinjau oleh para ahli. 

Clements menjelaskan, Venus merupakan salah satu planet dengan kondisi lingkungan yang paling ekstrem di tata surya dan tidak bersahabat dengan kehidupan manusia. Sebagian besar atmosfernya terdiri dari sekitar 96,5 persen karbon dioksida, 3,5 persen nitrogen, serta sejumlah kecil sulfur dioksida, uap air, dan karbon monoksida. 

Pada bagian atmosfer Venus yang lebih tinggi, terdapat awan asam sulfat yang padat. Tekanan atmosfernya mencapai 92 kali lebih besar dari Bumi di permukaan laut. Sementara rata-rata suhu permukaannya sebesar 872 Fahrenheit atau sekitar 441 derajat Celcius. 

Panas yang ekstrem itu disebabkan oleh efek rumah kaca karena atmosfer karbondioksida tebal yang memerangkap panas dari matahari. 

Berdasarkan pengamatan para ahli astrofisika, gas fosfina dan amonia terdeteksi pada bagian per miliar hingga per juta sehingga jumlahnya sangat kecil. Sementara di Bumi, gas fosfina hanya diproduksi dalam jumlah yang signifikan oleh bakteri yang hidup di lingkungan rendah oksigen, sehingga sering dianggap sebagai tanda-tanda kehidupan. 

“Itu kemungkinan merupakan tanda-tanda biologis, lantaran menghasilkan senyawa fosfor (fosfina) dan nitrogen (amonia) di atmosfer Venus, yang diketahui sangat sulit untuk proses kimia normal. Di Bumi, kedua gas ini sebagian besar dihasilkan oleh kehidupan dan industri, serta fosfina disebut sebagai penanda biologis untuk planet yang mengorbit bintang lain,” ucap Clements. 

Beberapa pihak berpendapat bahwa makhluk hidup bisa bertahap di awan Venus yang memiliki kondisi ekstrem dengan suhu dan tekanan yang mirip dengan Bumi. Namun, tidak ada bukti kehidupan yang ditemukan. Selain karena diproduksi makhluk hidup, para ahli menduga ada cara lain mengapa gas-gas itu berada di atmosfer Venus. 

“Kami tidak mengklaim telah mendeteksi kehidupan (di Venus). Kami mungkin tidak mengetahui (lebih banyak bagaimana) perjalanan kimiawi yang dilalui untuk menghasilkan kehidupan. Setidaknya, sejauh penelusuran kami, fosfina belum mampu (dihasilkan tanpa bantuan makhluk hidup), sedangkan amonia belum diteliti secara rinci. Namun, mungkin ada hal lain yang belum terpikirkan oleh kami,” ujar Clements. 

Untuk saat ini, para peneliti akan terus menganalisis data awal temuan mereka dan menyelidiki bagaimana gas-gas tersebut muncul di planet yang sangat panas. Mereka mengaku memiliki banyak data dari JCMT-Venus untuk dianalisis sebelum memberikan landasan yang kokoh. 

“Dan kami memiliki banyak data yang bersumber dari observatorium. Di tempat lain, ada rencana untuk misi baru ke Venus. Beberapa di antaranya akan mengeksplorasi keberadaan fosfina dan amonia serta bagaimana keduanya diproduksi secara biologi atau kimia,” kata Clements. 

Sementara itu, Wakil Direktur Eksekutif RAS, Robert Massey mengatakan para ilmuwan juga akan meneliti apakah gas-gas tersebut merupakan jejak kehidupan di masa lalu atau bukan. 

Temuan itu disebut telah menggemparkan dunia astronomi, tetapi masih bersifat awal dan memerlukan lebih banyak riset untuk dipelajari lebih lanjut asal muasal keberadaan dua gas penanda kehidupan di awan Venus. 

“Meskipun demikian, sangat menarik untuk berpikir bahwa deteksi ini dapat menunjukkan dugaan adanya tanda-tanda kehidupan atau beberapa proses kimia yang tidak diketahui. Akan menarik untuk melihat apa saja yang belum terungkap dalam penyelidikan lebih lanjut selama beberapa bulan dan tahun mendatang,” ucap Massey. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus