Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan Israel melakukan eksperimen pada 250 tikus dan berhasil meningkatkan harapan hidup mereka hampir 23 persen, sesuatu yang mereka yakini dapat direplikasi pada manusia juga. Para ilmuwan mencapai hasil yang luar biasa ini dengan meningkatkan pasokan SIRT6—protein yang mulai menurun seiring bertambahnya usia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Temuan ini menunjukkan bahwa SIRT6 mengoptimalkan homeostasis energi di usia tua untuk menunda kelemahan dan menjaga penuaan yang sehat," demikian abstrak dalam makalah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Studi berjudul “Restoration of energy homeostasis by SIRT6 extends healthy lifespan” itu telah diterbitkan dalam jurnal Nature Communication. Studi itu menunjukkan bahwa peningkatan protein SIRT6 tidak hanya meningkatkan harapan hidup pada subjek, tapi juga membuat mereka terlihat lebih muda dan kurang rentan terhadap kanker jika dibandingkan dengan tikus biasa.
Profesor Haim Cohen dari Bar-Ilan University, Israel, yang memimpin tim peneliti, menjelaskan bahwa perubahan harapan hidup tikus setelah percobaan sangat signifikan. Dia menambahkan jika lompatan yang sama yang disaksikan pada tikus diterapkan pada manusia, maka bisa melihat rata-rata manusia bertahan hingga 120 tahun.
“Perubahan yang kami lihat pada tikus mungkin dapat diterjemahkan ke manusia, dan jika demikian, itu akan menarik,” ujar Cohen kepada Times of Israel, Rabu, 2 Juni 2021.
Penelitian itu, yang merupakan kolaborasi antara ilmuwan internasional termasuk Profesor Rafael de Cabo dari National Institutes of Health, Amerika Serikat, juga menunjukkan bahwa lonjakan harapan hidup tikus kali ini tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu. Namun, persentase peningkatan harapan hidup antara tikus jantan dan betina berbeda.
Pada tikus jantan, di mana protein SIRT6 meningkat, hidup hampir 30 persen lebih lama. Sementara tikus betina menunjukkan bahwa mereka bisa hidup hampir 15 persen lebih lama daripada tikus yang bukan bagian dari penelitian.
Studi baru ini juga signifikan mengingat percobaan 2012 yang dilakukan oleh Cohen, yang kemudian menjadi ilmuwan pertama yang meningkatkan harapan hidup di antara tikus jantan. Eksperimen itu, bagaimanapun, tidak berdampak pada harapan hidup tikus betina.
Laboratorium Cohen sekarang mencari metode inovatif untuk melakukan eksperimen serupa dan berhasil pada manusia juga. Sementara tikus dimodifikasi secara genetik, para ilmuwan mengatakan bahwa manusia juga membutuhkan obat-obatan. “Kami sedang mengembangkan molekul kecil yang dapat meningkatkan kadar SIRT6, atau membuat jumlah protein yang ada menjadi lebih aktif,” tutur Cohen.
TIMES OF ISRAEL | GADGET NDTV
Baca:
Pasien Meningkat, Puluhan Tenaga Kesehatan RSHS Bandung Terpapar Covid-19