Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ilmuwan ITB Bikin Bahan Cetak 3D dari Tutup Botol Plastik

Ilmuwan Institut Teknologi Bandung (ITB) Mardiyati meneliti bahan filamen alternatif dari tutup dan botol plastik bekas.

16 Januari 2019 | 11.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dosen Institut Teknologi Bandung Mardiyati meneliti bahan filamen alternatif dari tutup dan botol plastik bekas untuk 3D printing. dok. Humas ITB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Ilmuwan Institut Teknologi Bandung (ITB) Mardiyati meneliti bahan filamen alternatif dari tutup dan botol plastik bekas. Risetnya berjudul "Preparation of 3D Printing Filament Made From Thermoplastic Waste".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penelitiannya berangkat dari kondisi harga filamen jenis ABS dan PLA yang sangat mahal di pasaran. Dosen dari Kelompok Keahlian Ilmu dan Teknik Material di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB itu punya gagasan membuat filamen dari sampah plastik. Filamen merupakan bahan berupa serat yang dipakai untuk mencetak obyek tiga dimensi. "Kenapa kita tidak coba membuat filamen sendiri dari sampah plastik?" kata Mardiyati seperti dikutip dari laman ITB, Selasa, 15 Januari 2019.

Pemanfaatan dan permintaan filamen cetak 3D saat ini sedang meningkat. Selain mahal, sejauh ini bahan itu juga harus impor. Gagasan Mardiyati memakai termoplastik dari sampah botol air mineral untuk membuat filamen. Termoplastik merupakan bahan yang dapat didaur ulang dan dipakai lagi untuk suatu produk baru lewat proses pemanasan. Dia meneliti dan mengembangkannya di Green Polymer Laboratory, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB.

Selama dua tahun, sejak 2016-2018, ia berkutat menghasilkan filamen untuk cetak tiga dimensi dari sampah tutup botol yang berbahan dasar Polipropilena dan botol air mineral yang berbahan dasar PET. Hasilnya telah dipatenkan.

Langkah pertama pembuatannya yaitu mengumpulkan limbah tutup botol plastik, lalu mencacahnya menjadi potongan kecil. Setelah itu, hasil cacahan dimasukan ke dalam mesin ekstrusi, hingga keluarannya seperti gulungan benang. Filamen inilah yang nantinya akan menjadi bahan untuk pembuatan 3D Printing.

Bahan-bahan 3D printing dari bahan filamen alternatif berupa tutup dan botol plastik. dok. Humas ITB

Mesin cetak tiga dimensi yang dipakai hasil modifikasi produk di pasaran. Menurut dia, perbedaan antara bahan filamen dari tutup botol dan botol plastiknya adalah dari sisi proses ektrusinya. "Kalau yang dari tutup botol melelehkannya cukup 180 derajat saja, namun untuk bodi plastik itu perlu suhu 240 derajat, dan ada campuran khusus," ujarnya.

Selain itu, Mardiyati bersama tim Green Polymer Laboratory juga melakukan penelitian lain tentang limbah plastik. Di antaranya mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan kerajinan. Bahkan ada yang tertarik atas hasil sampah daur ulangnya untuk dijadikan alat peraga edukasi anak yang akan dipamerkan di Kedutaan Belanda.

Simak kabar terbaru seputar ilmuwan ITB lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus