Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Maryland - Jantung manusia, dalam setahun, berdenyut 35 juta kali atau rata-rata 2,5 miliar kali seumur hidup. Ketukan jantung harus dikalibrasi dengan tepat karena perbedaan kecil dari ritme metronomik dapat menyebabkan kematian mendadak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah bertanya-tanya bagaimana jantung bisa berdetak begitu tepat pada ritmenya meski mengandung begitu banyak bagian yang bergerak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peneliti di University of Maryland School of Medicine telah mengidentifikasi bagaimana protein tertentu memainkan peran sentral dalam konsistensi tersebut. Penemuan itu dinilai bisa membantu para ilmuwan mengobati masalah jantung yang membunuh jutaan orang setiap tahun.
W. Jonathan Lederer, profesor fisiologi di University of Maryland School of Medicine yang juga Direktur Center for Biomedical Engineering and Technology, dan David Warshaw, profesor fisiologi molekuler dan biofisika di University of Vermont dan Cardiovascular Research Institute of Vermont, menjelaskan bagaimana protein C yang mengikat myosin memungkinkan serat otot jantung bekerja selaras dengan sempurna.
Penemuan tersebut muncul dalam jurnal Science Advances. "Protein ini ternyata benar-benar penting untuk proses tersebut," kata Lederer, sebagaimana dikutip Science Daily.
Protein C diketahui ada di semua sel otot jantung. Dengan menggunakan model binatang, para peneliti mempelajari fisiologi sarkomer dan mengukur pembebasan kalsium serta reaksi mekanik serat otot.
Ternyata protein C memungkinkan sarkomer berkontraksi secara serempak. "Kalsium bertindak seperti busi di mesin mobil, sedangkan protein C bertindak seperti cincin yang meningkatkan efisiensi gerakan piston," tutur Michael J. Previs, asisten profesor di Departemen Fisiologi Molekuler dan Biofisika di University of Vermont.
Baca juga: Nyeri Dada ini Indikasi Penyakit Jantung
Protein C memainkan peran besar dalam berbagai bentuk penyakit jantung. Dalam kasus yang paling parah, kecacatan dalam protein C menyebabkan aritmia yang sangat serius, yang menyebabkan kematian mendadak ketika jantung kehilangan kemampuan untuk memompa darah. Di Amerika Serikat, aritmia berkontribusi terhadap sekitar 300 ribu kematian per tahun, seperti dilansir American Heart Association.
Lederer dan rekan-rekannya berpikir bahwa mempengaruhi aritmia dimungkinkan dengan memodifikasi aktivitas protein C melalui obat-obatan. "Saya pikir ini bisa menjadi sangat besar," kata Lederer. "Protein ini jelas target obat."
Simak artikel menarik lainnya tentang jantung manusia hanya di kanal Tekno Tempo.co.
SCIENCE ADVANCES | SCIENCE DAILY | AMERICAN HEART ASSOCIATION