Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melawan Bakteri dengan Bakteri |
SEPERTI manusia, hewan juga rawan terhadap serangan penyakit.Untuk mengobatinya, ada pelbagai cara. Antraks, misalnya, bisa dibasmi dengan vaksinasi penisilin.
Belakangan, para ilmuwan di divisi kesehatan lembaga riset Australia, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO), berhasil menemukan teknik baru, yakni melawan bakteri penyebab penyakit hewan dengan bakteri juga. Teknik ini merupakan hasil penelitian mereka yang berhasil menemukan suatu protein yang dihasilkan oleh bakteridisebut bacteriocinsuntuk membunuh bakteri lawannya. Dalam percobaan, bacteriocins itu dapat menangkal serangan penyakit pada ayam dan babi.
Manajer Program Vaksin dan Terapi Kekebalan untuk Kesehatan Hewan CSIRO, Dr. Adrian Hodgson, mengatakan bahwa protein yang digunakan bakteri seperti "rudal" pembunuh musuhnya itu kelak dapat dipakai sebagai alternatif antibiotik untuk mengobati penyakit hewan.
"Riset tentang pemanfaatan bacteriocins untuk mengatasi serangan penyakit merupakan yang pertama kali. Bila berhasil, kami akan memperoleh satu alternatif antibiotik bagi penyakit hewan," kata Dr. Hodgson kepada TEMPO melalui surat elektronik, pekan lalu.
Dr. Hodgson menambahkan, bacteriocins sangat bermanfaat terutama untuk mengurangi kemungkinan bakteri patogen menjadi kebal terhadap antibiotik. Bakteri tersebut juga ramah lingkungan karena hewan mampu mencernanya sampai tuntas sehingga tidak ada residu yang tertinggal di dalam daging.
Material Penyimpan Hidrogen |
THOMAS Gennett adalah ilmuwan langka. Profesor ilmu kimia Rochester Institute of Technology, New York, ini adalah satu dari sedikit orang yang menekuni nanotechnology, yakni ilmu tentang segala sesuatu yang berukuran supermini. Saat ini, dia sedang terlibat dalam proyek penelitian mengenai penggunaan struktur karbon yang disebut nanotubes sebagai sistem penyimpan fuel cell dalam sebuah mobil berbahan bakar hidrogen.
Nanotubes adalah suatu material yang terbentuk dari uap dan jelaga yang dihasilkan oleh bunga api zat arang dan sinar laser yang ditembakkan pada lembaran grafit sebesar atom. Nah, lembaran yang berukuran setipis kawat ini secara spontan akan tergulung menjadi silinder panjang dengan diameter sepermiliar meter.
Sesuai dengan namanya, "nano", yang berarti sepersatu miliar, nanotubes berukuran sangat kecil, yakni 50 ribu kali lebih tipis ketimbang rambut manusia. Tapi, jika bisa dikembangkan sebagai sistem penyimpan, dia dapat memainkan peran penting dalam pengembangan wahana berbahan bakar hidrogen. Dan itu artinya sebuah kendaraan yang bebas polusi, murah, dan bahan bakarnya dapat diperbarui terus.
Menurut para ilmuwan, nanotubes seratus kali lebih kuat ketimbang baja. Kekuatan yang dahsyat ini membuatnya cocok dipakai sebagai bahan kabel, jaringan transmisi, kulit pesawat, dan sebagainya. Lebih dari itu, para ilmuwan yakin bahwa nanotubeskarena dapat mengalirkan listriksangat mungkin menggantikan chip silikon, yang memungkinkan bentuk komputer masa depan makin kecil tapi lebih bertenaga.
Robot Pemantau Air Tanah |
AIR tanah adalah sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan. Dari air tanahlah penduduk suatu daerah, antara lain, mendapatkan air minum. Karena itu, sangat penting pula dijaga agar air tanah jangan sampai tercemar polusi.
Karena itu, para ilmuwan di Badan Survei Geologi Amerika (USGS) di Massachusetts membuat teknologi robot pemantau air bawah tanah yang dijuluki "Robowell". Robot ini secara otomatis dapat mengukur kadar air dan kualitas air tanah secara reguler. Hasil pengukuran itu kemudian dikirimkan ke petugas pemantau, bisa melalui radio, telepon seluler, atau satelit. Robot baru tersebut telah dipatenkan.
Dari cara pengukuran kualitas air sumur, apa yang dilakukan robot bukan hal baru. Hanya, robot ini punya kelebihan karena ia "tinggal" di dalam sumur sehingga dapat memantau kadar dan kualitas air lebih sering ketimbang seorang petugas operator. Robot juga dapat diprogram agar seorang operator dengan segera mengetahui kapan kondisi dan kualitas air memburuk.
"Kami berharap teknologi ini dapat bermanfaat sebagai perangkat ilmiah serta sebagai alat peringatan dini yang akan memberi jaminan tersedianya pasokan air bersih bagi semua penduduk suatu tempat," ujar Kepala Hidrologi USGS, Robert Hirsch, seperti dikutip Science Daily, awal Mei. Sistem tersebut dapat dipakai untuk memantau potensi-potensi pencemaran lingkungan akibat limbah industri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo