Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Bumi Alami Kepunahan Massal Keenam Karena Ulah Manusia

Bumi bersiap mengalami kepunahan massal yang keenam. penyebabnya deforestasi dan ulah manusia merusak lingkungan.

10 Januari 2025 | 15.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam perjalanannya, bumi pernah mengalami beberapa kali kepunahan massal, sebuah peristiwa dahsyat yang melenyapkan sebagian besar kehidupan. Ditengarai terjadi ratusan ribu tahun lalu, kepunahan massal itu dipercaya seolah kiamat, memusnahkan spesies, merubah bentang alam, bahkan cuaca.  

Saat ini, para ahli menyebut bahwa bumi tengah mengalami kepunahan masalah keenam. Diketahui bumi telah mengalami lima kali kepunahan masal sebelumnya dan yang terakhir terjadi pada 65 juta tahun yang lalu. Berbeda dari kepunahan yang sebelumnya terjadi karena faktor alam, kepunahan yang kini terjadi sebagian besar disebabkan ulah manusia yang merusak lingkungan.

Udara, tanah, dan air yang bersih merupakan bagian tak terpisahkan dari makhluk hidup. Banyak dari kegiatan yang dilakukan manusia disadari atau tanpa disadari telah merusak komponen-komponen tersebut. Melansir dari laman The Wilderness Society ahli ekologi Gerardo Ceballos menyebutkan bahwa apa yang hari ini sedang terjadi adalah akibat dari ulah manusia. Misalnya pengalihan hutan sebagai lahan pertanian, pertambahan gas rumah kaca, polusi air, dan lainnya merupakan kondisi yang terjadi hari ini akibat ulah manusia yang tidak bijak mengelola lingkungan. Melansir dari World Wild Life sejumlah peneliti menjelaskan ada beberapa faktor penyebab dunia alami kepunahan massal keenam

1. Deforestasi 

Pembukaan lahan secara besar-besaran memberikan sumbangan besar atas krisis yang sekarang terjadi. Sekitar 40 persen hutan telah beralih fungsi. Masyarakat membuka hutan secara besar-besaran sebagai lahan untuk pertanian mereka. Namun, kondisi yang sekarang terjadi sudah melampaui batas hingga mengancam kepunahan  beragam makhluk hidup. 

Ironinya meskipun 90 persen hutan yang digunduli digunakan untuk lahan pertanian, namun cara tersebut justru mengancam keberlanjutan pangan umat manusia dikemudian hari. Pembukaan lahan pertanian secara besar-besaran juga membawa efek buruk lainnya seperti air berkurangnya pasokan air tawar karena kegiatan pertanian. Melansir dari National Library of Medicine deforestasi juga berdampak pada meningkatnya suhu atmosfer bumi yang memberikan efek luas pada makhluk hidup seperti pemusnahan spesies. Adapun tiga negara dengan tingkat deforestasi tertinggi di dunia adalah Brazil, Republik Demokratik Kongo, dan Indonesia.

2. Pencemaran Air dan Tanah

Polusi yang terjadi pada hari ini sangatlah memprihatinkan. Melnsir dari laman Universitas Muhammadiyah Madiun lapisan tanah setiap tahunnya terkikis lebih cepat 100 kali lipat dibanding tanah yang diperbarui secara alami. Hal ini emnandakan polusi tanah yang parah. Penggunaan pupuk kiam secara berlebihan dalam produksi pertanian lagi-lagi memberikan sumbangan buruk terhadap bumi. Selain itu, penggunaan pupuk kimia juga memperburuk struktur tanah sehingga mempermudah tanah mengalami erosi. 

Tak hanya polusi pada tanah, penggunaan pupuk kimia juga telah mencemari air tanah yang terkandung di bawahnya. Air tanah sangat penting sebagai kebutuhan hidup manusia, sumber konsumi serta dipergunakan dalam berbagai kehidupan sehari-hari. 

3. Mencairnya Tutupan es

Bumi mempunyai bagian yang sebian besarnya merupakan es. Apabila es tersebut mecair maka akan meningklatkan volume air laut. Kenaikan permukaan air laut yang terjadi secara terus menerus akan berakibat pada kehidupan di bumi terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pesisir. Menurut kelompok pnelitian dan Advokasi Pusat Iklim kenaikan nair laut akan membanjiri sekitar 340 juta hingga 480 juta orang. Kenaikan air laut akibat mencairnya es di bumi telah terjadi sekarang. Mencairnya lapisan es tersebut telah membuat rata-rata air laut naik 3,2 mm per tahun secara global. 

4. Penyebaran Virus Penyakit

Kasus merebaknya virus dapat menyebabkan kematian secara massal. Kita dapat mengambil contoh virus covid yang terjadi dalam beberapa waktu lalu menyebar dengan cepat dari negara Cina ke negara-negara lain di dunia. Korban yang akibat virus ini pun tak terhitung jumlahnya. Melansir dari laman National Library of Medicine tak hanya dalam kasus bberapa tahun lalu saja namun kematian massal umat manusia yang terjadi akibat virus sudah terjadi sejak lama. Pada 1994 virus menyebabkan kematian masyarakat Australia dengan tingkat kematian 60 persen. Virus Nipah yang pernah melanda Malaysia dan Australia juga menelan korban hingga 200 orang. Tak hanya pada manusia virus-virus terseut juga diduga telah menjadi penyebab kematian pada hewan secara massal. 

Itulah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kepunahan secara massal. Saat ini tingkat kepunahan spesies diperkirakan antara 1.000 hingga 10.000 kali lebih tinggi daripada tingkat kepunahan alami. Meskipun kepunahan merupakan bagian normal dari sebuah proses evolusi tingkat penurunan spesies saat ini cukup tinggi untuk mengancam fungsi ekologi. Diperlukan segenap upaya agar kondisi menjadi lebih baik dengan iklim yang stabil,, pola hujan regional yang dapat diprediksi serta prduksi pangan yang menerapkan konsep ramah lingkungan.

Pilihan Editor: Greenpeace: Alih Fungsi 20 Juta Hektare Hutan akan Perburuk Krisis Iklim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus