Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Antasena Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyabet 4 juara dalam kompetisi Shell Eco-Marathon (SEM) Asia Pacific and Middle East 2025 di Lusail International Circuit, Doha, Qatar. Tim gabungan dosen dan mahasiswa ini menciptakan inovasi kendaraan ramah lingkungan berbahan bakar hidrogen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terdapat dua jenis penghargaan yang diraih Antasena. Rinciannya, 3 off-track awards yang terdiri dari 1st Winner of Vehicle Design Award, 2nd Place of Communication Award (HAVAS), dan 2nd Place of Carbon Footprint Reduction Award. Serta 1 on-track awards, yakni 3rd Place Prototype, Hydrogen Fuel Cell Category.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Humas Antasena ITS, Alya Shaina mengatakan, timnya mengembangkan kendaraan berbasis hidrogen yang menggunakan fuel cell sebagai sumber energi. Kendaraan ini dirancang untuk menghasilkan emisi nol karbon. "Hasil pembakarannya hanya berupa uap air. Jadi ramah lingkungan," kata dia melalui keterangannya, Rabu 26 Februari 2025.
Menurut Alya, karya ini berupa prototype kendaraan roda tiga yang dirancang khusus untuk efisiensi energi maksimal.
Kendaraan ini dibuat dengan memakai tiga pendekatan. Pertama, Fuel Cell System, yakni sistem yang memungkinkan hidrogen diubah menjadi listrik melalui reaksi elektrokimia di dalam fuel cell untuk menggerakkan motor listrik. Kedua, desain kendaraan aerodinamis yang dirancang untuk mengurangi hambatan udara dan meningkatkan efisiensi. Ketiga, kendaraan ini menggunakan material ringan dari komposit untuk mengurangi berat kendaraan tanpa mengorbankan kekuatan struktural.
"Kendaraan ini mampu menempuh 341 km per meter kubik hidrogen. Ini merupakan peningkatan efisiensi sebesar 40 persen dibandingkan kendaraan kami sebelumnya," ucap Alya.
Alya menjelaskan, inovasi kendaraan ini tidak hanya meraih penghargaan dari desainnya, namun juga kemampuannya untuk mengurangi jejak karbon selama proses pembuatan dan pengoperasian kendaraan. Riset hingga pembuatan kendaraan mobil Antasena membutuhkan waktu 2 tahun.
Untuk persiapan mengikuti kejuaran SEM, Tim Antasena butuh waktu hingga enam bulan. "Setelah itu kami melakukan pengujian dan analisis sirkuit di Qatar untuk menyusun strategi balap yang optimal," ujar Alya.
Tim Antasena ITS merupakan tim riset multidisiplin yang terdiri dari 44 mahasiswa dari berbagai jurusan di ITS. Tim ini dipimpin oleh dosen Material dan Metalurgi ITS, Sutarsis. Untuk acara SEM, Antasena mengirimkan 14 perwakilan.
Sebanyak 61 tim dari berbagai negara berkompetisi dalam SEM. Indonesia mengirimkan 16 perwakilan dari berbagai kampus. Tim Antasena ITS berpartisipasi dalam kompetisi ini sejak 2012 lalu.
Pilihan Editor: MWC 2025: Meizu dan Honor akan Ikut Memperkenalkan Inovasi AI