Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim kuliah kerja nyata (KKN) pengabdian masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merilis aplikasi Clastic guna meningkatkan efisiensi dalam memilah sampah. Aplikasi ini didukung kecerdasan buatan (AI) serta beroperasi melalui sistem machine learning.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sampah dengan pengelolaan buruk akibat ketidakpedulian atau ketidaktahuan warga sehingga mengalami penumpukan pada tempat yang tidak semestinya, sudah menjadi musuh dan terkesan sulit untuk diatasi. Berbagai persoalan lanjutan, seperti bau tak sedap, banjir, hingga beragam penyakit timbul akibat keberadaan sampah yang tidak diinginkan. Melalui program KKN, mahasiswa ITS meluncurkan aplikasi sebagai upaya penanggulangan sekaligus mengatasi permasalahan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aplikasi yang diberi nama Clastic oleh mahasiswa ITS dengan lokasi pengabdian bertempat di Desa Sumberbening ini merupakan sebuah terobosan baru dalam bentuk inovasi teknologi yang dilengkapi dengan sistem AI serta basis program machine learning.
Peluncuran aplikasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat, khususnya warga desa untuk dapat memilah sampah dengan lebih efisien. Namun, integrasi AI dan machine learning pada Clastic menjadikan aplikasi ini tidak hanya sebagai pemilah sampah belaka.
Selain memilah sampah melalui penyimpanan data, AI juga akan membantu para pengguna untuk mengetahui nilai dan jenis dari komponen sampah. Pencatatan digital juga tersaji sebagai fitur untuk mengelola berbagai transaksi pada saat pengelolaan sampah. Fitur ini dihadirkan lantaran Desa Sumberbening sebagai desa dengan predikat terbaik dalam pengelolaan sampah, masih menerapkan pencatatan secara manual.
Melalui fitur pencatatan digital pada aplikasi garapan tim KKN dengan Edwin Riksakomara sebagai dosen pembimbing ini diharapkan dapat memberi peningkatan pada efektivitas pengelolaan sampah warga desa.
Clastic merupakan aplikasi yang telah dikembangkan sejak April lalu, dan melalui proses penyempurnaan dengan bantuan beberapa tenaga pengajar ahli. Pengadaan program perangkat lunak ini bertujuan untuk menjaga, meningkatkan, serta mendukung pengelolaan sampah secara lebib teratur. Dalam perjalanan menuju target pencapaian tersebut, Clastic dilengkapi dengan sederet fitur yang menjadi daya tarik bagi masyarakat sebagai pengguna aplikasi.
Fitur seperti pengelolaan penukaran poin sampah, pemberian rekomendasi lokasi bank sampah terdekat dari tempat keberadaan pengguna, hingga penyediaan artikel berita terkait isu pengelolaan sampah guna meningkatkan daya literasi serta kepedulian masyarakat.
Salah seorang anggota TIM KKN ITS penggagas aplikasi Clastic, Bryan Michael Kurniawan, mengatakan penyediaan rentetan fitur tersebut adalah untuk menarik kontribusi aktif dari masyarakat. "Fitur-fitur tersebut berfungsi untuk mendorong partisipasi warga desa dalam mengurangi sampah,” ujarnya dikutip dari situs web resmi ITS, Jumat, 27 September 2024.
Dalam upaya mendorong partisipasi warga desa, Tim KKN ITS juga melaksanakan sosialisasi terkait aplikasi Clastic yang meliputi pelatihan cara penggunaan hingga dampak positif yang ditawarkan.
Warga sebagai audiens tampak antusias pada saat prosesi sosialiasi berlangsung, terbukti dengan pelontaran berbagai pertanyaan seputar cara pemanfaataan fitur aplikasi yang disajikan. Sebagai penutup, Bryan menyampaikan ambisi agar Clastic bisa berdampak pada masyarakat luas. "Diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan membantu mengatasi permasalahan sampah dengan lebih efektif," harap Bryan.
BAYU MENTARI
Pilihan Editor: Sejarah Kereta Api Semarang-Surakarta-Yogyakarta: Tonggak Awal Pembangunan Rel dan Stasiun Pertama