Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Misi pendarat nirawak Mars Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), InSight, telah mendeteksi dua gempa kuat dan jelas. Gempa berasal dari lokasi Mars yang disebut Cerberus Fossae—tempat yang sama di mana dua gempa kuat terdeteksi di awal misi.
Baca:
Rencana Kota Mars, Dapat Menampung 1 Juta Orang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip Phys, Kamis, 1 April 2021, gempa baru di Mars itu berkekuatan masing-masing magnitudo 3,3 dan 3,1. Sedang gempa sebelumnya berkekuatan 3,6 dan 3,5.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selama misi, kami telah melihat dua jenis gempa Mars: satu yang lebih mirip Bulan, dan yang lainnya lebih mirip Bumi,” kata Taichi Kawamura dari France's Institut de Physique du Globe de Paris, Prancis.
Kawamura telah membantu menyediakan seismometer InSight dan mendistribusikan datanya bersama dengan perguruan tinggi riset asal Swiss, ETH Zurich.
"Menariknya, keempat gempa yang lebih besar ini, yang berasal dari Cerberus Fossae, mirip Bumi,” ujar Kawamura.
Sebenarnya, InSight telah mencatat lebih dari 500 gempa hingga saat ini. Namun, karena sinyalnya yang jelas, ini adalah empat catatan gempa terbaik untuk menyelidiki bagian dalam Planet Merah itu.
Mempelajari gempa Mars adalah salah satu cara tim sains InSight berusaha mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang mantel dan inti Mars. Planet ini tidak memiliki lempeng tektonik seperti Bumi, tapi memiliki daerah vulkanik aktif yang dapat menyebabkan gemuruh.
Gempa pada 7 Maret dan 18 Maret menambah bobot gagasan bahwa Cerberus Fossae adalah pusat aktivitas seismik. Gempa baru ini memiliki kesamaan dengan peristiwa seismik teratas InSight sebelumnya, yang terjadi hampir setahun penuh di Mars (dua tahun Bumi) yang lalu. Gempa itu terjadi di musim panas di utara Mars.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa ini akan menjadi waktu yang ideal untuk mendengarkan gempa karena angin akan lebih tenang. Seismometer—Disebut Eksperimen Seismik untuk Struktur Interior (SEIS)—cukup sensitif.
Seismolog yang memimpin InSight's Marsquake Service di ETH Zurich John Clinton menjelaskan, sangat menyenangkan untuk sekali lagi mengamati marsquake setelah lama merekam suara angin.
“Satu tahun Mars, kami sekarang lebih cepat dalam mengkarakterisasi aktivitas seismik di Planet Merah,” tutur Linton.
Angin mungkin sudah tenang, tapi para ilmuwan masih berharap untuk lebih meningkatkan kemampuan mereka. Suhu di dekat pendarat InSight dapat berubah dari hampir minus 148 derajat Fahrenheit (minus 100 derajat Celsius) di malam hari hingga 32 derajat Fahrenheit (0 derajat Celsius) pada siang hari.
Variasi suhu ekstrim Mars itu dapat menyebabkan kabel yang menghubungkan seismometer ke pendarat mengembang dan berkontraksi, sehingga bisa menghasilkan suara letupan dan lonjakan pada data.
PHYS | NASA