Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat ruang angkasa yang dibangun dan diterbangkan oleh perusahaan Intuitive Machines yang berbasis di Texas, Amerika Serikat mendarat di dekat kutub selatan bulan pada Kamis. Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NASA, dengan beberapa instrumen penelitian di dalam kendaraan tersebut, memuji pendaratan tersebut. Lembaga antariksa AS ini menyebut sebagai pencapaian besar pengiriman pesawat ruang angkasa yang terbang secara komersial untuk misi pengintaian ilmiah ke bulan, menjelang rencana kembalinya astronot ke bulan pada akhir dekade ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Robot pendarat berkaki enam tanpa awak, yang dijuluki Odysseus, mendarat sekitar pukul 18:23. waktu AS, kata perusahaan dan komentator NASA dalam webcast bersama tentang pendaratan dari Intuitive Machines .
Pendaratan tersebut mengakhiri peristiwa menegangkan di mana masalah muncul pada sistem navigasi otonom pesawat ruang angkasa yang mengharuskan para insinyur di darat untuk melakukan penyelesaian yang belum teruji pada jam ke-11.
Diperlukan beberapa waktu setelah pemadaman radio untuk membangun kembali komunikasi dengan pesawat ruang angkasa dan menentukan nasibnya sekitar 384.000 km dari Bumi.
Odysseus, robot pendarat yang dibuat oleh perusahaan Intuitive Machines, sukses mendarat di dekat kutub selatan Bulan pada Kamis (22/2) malam CST atau Jumat (23/2) pagi.
Pendaratan ini, dikutip dari Space, dinilai membuat setidaknya dua catatan. Pertama, jadi yang pertama kali buat pesawat ruang angkasa swasta mendarat di Bulan.
Kedua, juga yang pertama kali buat AS kembali mendarat di Bulan setelah terakhir kali misi Apollo 17 melakukannya pada Desember 1972 alias 52 tahun lalu.
"Sungguh suatu kemenangan! Odysseus telah berhasil mencapai bulan," kata Direktur NASA Bill Nelson dalam pesan video, dikutip dari Space.
"Prestasi ini merupakan lompatan besar bagi seluruh umat manusia. Ikuti terus!"
Bulan sering menjadi sasaran pesawat luar angkasa Amerika pada 1960-an dan awal 1970-an. Dorongan ini tidak sekadar karena keingintahuan ilmiah.
Mendaratkan astronaut di Bulan dipandang sebagai keharusan keamanan nasional, yang adalah sebuah cara untuk menunjukkan keunggulan teknologi atas saingan negara tersebut pada Perang Dingin, Uni Soviet.
AS sudah menempatkan 12 astronaut di permukaan Bulan dalam enam misi Apollo dari 1969 hingga 1972.
Pada Desember 2017, Presiden AS Donald Trump memerintahkan NASA untuk mengembalikan astronot ke Bulan dalam waktu dekat.
Arahan ini memunculkan program yang disebut Artemis, yang bertujuan untuk mengantar kehadiran manusia dalam jangka panjang dan berkelanjutan di dan sekitar Bulan pada akhir 2020-an.
Misi ke Bulan ini bakal jadi landasan untuk mengirim astronot ke Mars pada akhir 2030-an atau awal 2040-an.
Pilihan Editor: Negara Mana Saja yang Berhasil Mendarat di Bulan?
REUTERS