Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mencatat jumlah kejadian gempa bumi di wilayah Jawa Barat pada Mei 2024 sebanyak 105 kali. Mayoritas sumber gempanya di kedalaman yang tergolong dangkal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Berdasarkan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer sebanyak 90 kejadian,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, pada Sabtu 1 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu tercatat 15 kali kejadian gempa bumi yang kedalaman sumbernya tergolong menengah, yaitu dengan kedalaman antara 60-300 kilometer. Adapun dari kekuatan gempanya menurut Rahayu, maksimal dengan magnitudo 5,4 dan lindu terkecil dengan magnitudo 1,1.
BMKG juga mendata sebanyak 66 gempa bumi berpusat di laut, sedangkan 39 kejadian gempa bumi lainnya berpusat di darat. “Sepanjang periode Mei 2024 terdapat 12 kali gempa bumi yang dirasakan,” ujar Rahayu.
Di antara gempa kuat yang dirasakan masyarakat terjadi pada 20 Mei 2024 pukul 20.42 WIB. Pusat sumber gempa atau episenter berada pada titik koordinat 7,69 derajat Lintang Selatan dan 106,42 derajat Bujur Timur. Gempa dari kedalaman 22 kilometer itu berkekuatan magnitudo 4,6 yang dirasakan di daerah Sindangbarang, Nagrak, Cibinong, Cipamingkis, Surade, Jampang, dengan skala intensitas III MMI. Sedangkan di Cigaru, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, dan Sindangbarang berkisar II-III MMI.
“Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar di bawah laut,” kata Rahayu.
Lindu berskala intensitas II MMI getarannya hanya dirasakan oleh beberapa orang di dalam rumah dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Sedangkan skala III MMI menandakan getaran gempa yang terasa di dalam rumah seakan ada truk yang melintas. “Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar di bawah laut,” kata Rahayu.
Setelah gempa tersebut, menurut BMKG, tak ada laporan mengenai kerusakan bangunan. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa sumber gempa berada di laut selatan Jawa atau perairan Samudera Indonesia yang berjarak 79 kilometer arah barat daya dari pusat Kabupaten Sukabumi.
Pilihan Editor: