Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Kementerian PUPR Uji Coba Sampah Plastik Jadi Aspal

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) melakukan uji coba limbah plastik sebagai campuran aspal.

30 Juli 2017 | 05.16 WIB

Pemulung mencari sampah plastik di antara lautan sampah kiriman dari kota yang terbawa arus banjir di muara Sungai Cikapundung dan Citarum di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 28 Februari 2016. Akibat tumpukan sampah di Sungai Cikapundung, sejum
Perbesar
Pemulung mencari sampah plastik di antara lautan sampah kiriman dari kota yang terbawa arus banjir di muara Sungai Cikapundung dan Citarum di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 28 Februari 2016. Akibat tumpukan sampah di Sungai Cikapundung, sejum

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melakukan uji coba sampah plastik sebagai campuran aspal. Uji coba berdasarkan studi ilmuwan Universitas Udayana, Bali, ini sekaligus untuk menekan jumlah sampah plastik di laut hingga 70 persen sampai 2025.

Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan, pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal tersebut merupakan salah satu solusi bagi permasalahan sampah plastik. Dalam uji coba, Kementerian menggelar aspal plastik sepanjang 700 meter yang bertempat di Universitas Udayana, Bali.

Setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, kata Danis, setidaknya membutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5 hingga 5 ton. "Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer," tutur Danis  dalam siaran persnya, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca: Bahas Sampah Plastik, Indonesia Penuhi Undangan PBB
 
Menurut Danis, jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton per kilometer jalan, limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190 ribu kilometer.
 
Selain itu, Danis menuturkan, aspal dengan campuran limbah plastik memiliki keunggulan tersendiri. Menurut Danis, aspal dengan campuran limbah plastik lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal biasa. Artinya, kata Danis, stabilitas aspal dan ketahanannya lebih baik.

"Stabilitasnya meningkat 40 persen, ini menjadikan kinerja lebih baik lagi," ujar Danis.

Baca: Ulat Bambu Sanggup Mencerna Plastik, Solusi Baru Sampah Plastik
 
Setelah berhasil diujicoba di Universitas Udayana, selanjutnya pemanfaatan limbah plastik untuk aspal juga akan dilaksanakan pada jalan nasional di Jakarta, Bekasi dan Surabaya pada pertengahan Agustus mendatang. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI (DKI Jakarta dan Jabar) dan BBPJN VII (Jawa Timur) saat ini tengah melakukan persiapannya sehingga dapat segera dimulai.
 
Adapun pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal merupakan bentuk kerjasama antara Kementerian PUPR dan Kementerian Koordinator (Kemenko) Kemaritiman. Universitas Udayana sengaja dijadikan lokasi ujicoba pertama karena akan dijadikan sebagai showcase pada Forum Pertemuan Tahunan World Bank dan IMF tahun 2018 mendatang terkait dengan solusi masalah limbah plastik.

Baca: Luhut Kirim Tim ke India untuk Belajar Kelola Sampah Plastik

Simak berita lainnya dari Kementerian PUPR dan soal sampah plastik hanya di Tempo.co.

LARISSA HUDA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus