Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko berencana menemui Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam waktu dekat. Dia membenarkan bahwa pertemuan itu berkaitan dengan koordinasi dan wewenang kedua lembaga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Iya, tentu (koordinasi secara langsung). Saya sudah kenal lama sama Pak Satryo,” kata Handoko ketika ditemui di Kompleks DPR, Jakarta, Selasa, 12 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Niat bertemu itu juga diungkapkan Handoko dalam rapat dengar pendapat di Komisi Sains dan Teknologi atau Komisi X DPR. Ketika ditanyai wartawan, dia mengaku sudah sering bertukar pesan WhatsApp dengan Satryo yang merupakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan periode 1999-2007.
“Saya pastikan saya akan ke Pak Satryo. Pak Satryo adalah senior, keluarga besar, dan sohib saya,” tuturnya.
Dalam wawacara khusus bersama Tempo pada 30 Oktober lalu, Menteri Satryo mengaku belum sempat berkomunikasi langsung dengan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Menurut dia, komunikasi informal sekalipun tidak mudah dilakukan bila tidak ada garis koordinasi. Namun, dia sempat berkontak dengan anggota Dewan Pengarah BRIN, I Gede Wenten.
“BRIN berdiri sendiri. Namun beliau (I Gede Wenten) punya pengaruh di BRIN,” ucap Satryo. Wenten merupakan junior Satryo di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kepada Wenten, Satryo menyampaikan soal wewenang yang bisa dikerjakan oleh Kemendiktisaibtek. Menurut dia, kementerian tidak akan mengerjakan tugas yang sudah digarap oleh BRIN. “Saya bermaksud baik dan tak mengganggu. Tujuannya, kami tak ingin boros dan tumpang-tindih,” katanya.
Wawancara lengkap Tempo dengan Satryo, baik soal lembaga riset hingga cerita soal dirinya yang diminta masuk ke Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto, bisa dibaca dalam Laporan Premium Menteri Pendidikan Tinggi: Kami Tak Mau Dikesankan Otoriter