Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kiat Sukses Bangun Usaha di Bidang Industri Bahasa

Simak tips wirausaha di bidang bahasa dari alumnus Unair yang kini menjadi Direktur MainKata dan Ketua Himpunan Penerjemah Indonesia.

8 Desember 2022 | 12.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi buku. Dok. Zenius

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Program studi Magister Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Airlangga (Unair) menggelar kuliah tamu pada Rabu, 7 Desember 2022. Kegiatan bertajuk "Berwirausaha di Industri Bahasa: Kalkulasi X Nyali" itu mengundang Dewantoro Ratri, alumnus Unair yang menjadi Direktur MainKata Translation sekaligus ketua Himpunan Penerjemah Indonesia Komda Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kesempatan tersebut, laki-laki yang akrab disapa Dewa itu mengungkapkan bahwa berkarier di industri bahasa, khususnya di bidang penerjemahan dan juru bahasa, dapat dikatakan seperti meniti jalan yang sunyi. Ia mengatakan, tidak banyak pelaku ataupun agensi di Indonesia yang berkecimpung dalam bidang penyediaan jasa bahasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal, penyediaan jasa bahasa memiliki peluang yang tinggi di era saat ini. Melihat hal itu, Dewa dengan berani mendirikan MainKata, sebuah agensi bahasa yang bergerak di bidang penerjemahan dan juru bahasa.

“Saya sangat cinta sastra jalan tol. Ada tulisan ‘Kotoranmu adalah sumber rezekimu’. Saya rasa dalam berwirausaha, permasalahan orang lain adalah titik awal yang baik untuk memulai sebuah usaha. Orang lain gak bisa, kita yang harus menyediakan,” ucapnya dilansir dari laman Unair pada Kamis, 8 Desember 2022.

Dewa menuturkan, keberhasilannya mendirikan MainKata tidak lepas dari konsep yang selalu ia tanamkan yaitu “Kalkulasi VS Nyali”. Ia bercerita bahwa dirinya sampai harus melepaskan pekerjaan utamanya sebagai guru untuk merintis agensi MainKata. Sampai-sampai, pada awal masa perintisan, ia hanya menyiapkan biaya hidup selama 3 bulan untuk menjajal peruntungan kariernya sebagai juru bahasa.

“Modal MainKata ini diambil dari tabungan pribadi saya dan pada saat pembentukan belum ada klien tetap. Saya berpikir, MainKata hanya dipersiapkan untuk 3 bulan. Jika MainKata tidak berhasil, maka saya akan kembali menjadi guru lagi,” kata Dewa.

Namun, MainKata justru bertahan hingga sekarang. Dewa menegaskan bahwa kunci utama untuk menggapai keberhasilan di industri bahasa adalah berjejaring. Berjejaring dalam hal ini tidak sebatas saling tegur sapa melainkan memerlukan biaya atau modal.

“Saya pernah mendapat sertifikasi dan itu harus diambil di Jakarta. Saya berangkat ke Jakarta pakai uang tabungan yang seharusnya untuk bayar anak sekolah. Tapi, saya memutuskan untuk pergi karena pada saat itu ada dua event besar di mana para juru bahasa berkumpul,” ucapnya.

Dari situ, Dewa mengatakan ada pekerjaan yang mengalir dari berkenalan dengan para juru bahasa. Dewa yakin bahwa konsep berjejaring seperti itu akan membuka peluang besar dalam meniti karier di industri bahasa.

Dia berpesan bahwa berwirausaha layaknya hidup yang tidak pernah berhenti. "Tidak ada titik, tetapi hanya ada koma. Jika gagal, maka itu bukan berarti akhir dari segalanya. Bangkit, lalu buat berbagai perubahan yang dibutuhkan," ujarnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus