Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kisah Albert Einstein dan Tahun Ajaib 1905: Fisika Kuantum, Energi Nuklir

Temuan Albert Einstein antara lain meletakkan dasar fisika kuantum, mengenalkan teori relativitas khusus, dan menentukan dasar ilmiah energi nuklir.

19 April 2022 | 03.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Washington -Albert Einstein adalah salah satu fisikawan matematika paling cemerlang dan berpengaruh dalam sejarah manusia. Puluhan tahun setelah kematiannya, dia masih dikenal luas sebagai representasid dari kejeniusan manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Belakangan, penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Science, mengungkap hubungan antara kreativitas dan keteraturan.

Ditemukan ternyata kondisi yang “berantakan” bagi kebanyakan orang dapat mendorong individu itu menghasilkan ide baru yang inspiratif dibandingkan mereka yang lebih “rapi.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Temuan Einstein antara lain meletakkan dasar fisika kuantum, memperkenalkan teori relativitas khusus, dan menentukan dasar ilmiah energi nuklir pada sekitar 1905.

Itulah alasan kenapa tahun 1905 sering disebut sebagai annus mirabilis atau “tahun ajaib” dalam bahasa Latin.

Pada 1919, saat bekerja sebagai profesor fisika teoretis di Universitas Berlin, Jerman, Einstein berteori bahwa gerhana matahari akan memberi kesempatan untuk mengobservasi efek gravitasi pada cahaya.

Ketika laporan prediksinya terbukti benar, pengetahuan itu tidak hanya mengejutkan seluruh komunitas ilmiah, tetapi seluruh dunia.

"Teori Baru Alam Semesta. Gagasan Newtonian Digulingkan," demikian ulasan Psychological Science dikutip Tempo.co 18 April 2022.

Bertahun-tahun setelah “tahun keajaiban” Einstein, penemuannya yang luar biasa mulai menjadi pengetahuan umum.

Fisikawan ini terkenal dalam sekejap, dan menghabiskan beberapa tahun berikutnya bepergian, melakukan ceramah, dan menghadiri penghargaan.

Selanjutnya: Albert Einstein sering dikaitkan bom atom, padahal...


Seperti dilansir Tempo.co dari Reuters. Albert Einstein sering dikaitkan dengan bom atom yang digunakan untuk menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki.

Padahal, sang penemu bom atom sebenarnya adalah Robert Oppenheimer.

Bernama lengkap Julius Robert Oppenheimer, dia adalah aktor utama sekaligus pemimpin dalam pembuatan bom atom yang berhasil diledakkan di kota Hiroshhima dan Nagasaki.

Oleh para ilmuwan dia dijuluki "Father of Atomic Bomb" atau "Ayah Bom Atom". Einstein juga berpengaruh dalam pembuatan bom Atom, namun perannya termasuk kecil apabila dibandingkan dengan Robert Oppenheimer.

Teori E = mc^2 merupakan salah satu landasan terlepasnya energi besar bom atom. Namun Albert Einstein sebenarnya tidak secara langsung terjun ke proyek utama bom Atom.

Pada bulan Agustus 1939, Einstein menulis surat kepada Presiden AS Franklin Roosevelt untuk memperingatkan bahwa Nazi sedang mengerjakan senjata baru yang kuat yaitu Bom Atom.

Karena surat dari Albert Einstein itulah pemerintah AS pada bulan Desember 1941 meluncurkan sebuah proyek ambisius yang bernama Manhattan Project.

Bersama dengan 3.000 ilmuwan fisika lainnya, Robert Oppenheimer meneliti sebuah bom yang suatu saat akan dikenal sebagai sebuah bom atom. Dia merupakan tokoh utama dalam Proyek Manhattan karena bertanggung jawab penuh terhadap penelitian dan desain bom atom.

Setahun sebelum Proyek Manhattan diluncurkan, dia sudah meneliti mengenai kecepatan netron serta seberapa banyak material yang diperlukan untuk membuat sebuah bom.

Berikutnya: Tindakan Einstein itu dilakukan karena ia khawatir..


Tindakan Einstein itu dilakukan karena ia khawatir bahwa Nazi telah memulai mengembangkan senjata pemusnah massal berupa bom atom.

Teori relativitas umum dan khusus Einstein secara drastis mengubah pemahaman manusia tentang alam semesta. Karyanya dalam teori partikel dan energi telah membuka pintu bagi penelitian mekanika kuantum dan atom.

Bom "Priscilla" meledak dengan energi 37 kiloton TNT di Situs Uji Nevada pada 24 Juni 1957. [Situs Keamanan Nasional Nevada/Wikipedia/Business Insider]

Sebagai seorang Yahudi kelahiran Jerman, Einstein melarikan diri ke Amerika Serikat setelah pemimpin Adolf Hitler lewat partai Nazi berkuasa pada 1934 setelah menangi pemilu secara telak.

Peristiwa itu bermula pada musim panas 1939, ketika rekan fisikawan ekspaktriat Leo Szilard, Eugene Wigner, and Edward Teller, merasa terganggu oleh kurangnya tindakan AS untuk mengembangkan atom.

Mereka pun meminta bantuan Einstein dan berharap bahwa surat dari seorang ilmuwan terkenal sepertinya akan membantu menarik perhatian Roosevelt.

Einstein setuju untuk melakukannya karena khawatir atas kepemilikan senjata tunggal mematikan Nazi, kemungkinan yang menjadi makin mengganggu setelah Jerman menghentikan penjualan bijih Uranium dari Cekoslovakia.

Setelah membaca surat Einstein, Roosevelt membentuk Komite Urnaiym dan pada 1942 dibentuk Manhattan Project, proyek riset dan pengembangan senjata nuklir pertama yang mendapat bantuan dari Inggris dan Kanada.

Walaupun Einstein merupakan orang yang mendesak dilakukannya pengembangan penelitian atom, namun ia tak terlibat dalam program bom atom sekutu.

Pada 16 Juli 1945, sebuah tim ilmuwan internasional berhasil melakukan uji coba bom atom pertama di dunia yang berlokasi di padang pasir New Mexico. Tiga minggu kemudiam, dua bom atom AS dijatuhkan di Jepang pada 6 dan 9 Agustus dan menewaskan lebih dari 200 ribu orang.

Albert Einstein wafat pada 18 April 1955 di Amerika Serikat. Warisan teori relativitas telah mengubah dunia. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus