Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lumba-lumba merupakan mamalia laut yang sangat cerdas. Mengutip Reader's Digest, ahli biologi University of Massachusetts Dartmouth, Richard C. Connor menjelaskan, lumba-lumba termasuk mamalia yang ukuran otaknya besar, sehingga mendekati kecerdasan manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut ahli biologi Oklahoma State University, lumba-lumba juga mampu memanggil kawanannya bersuara seperti desis yang berfungsi sebagai tanda pengenal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Whale and Dolphin Conservation, selama jutaan tahun, tubuh, otak, sistem sensorik, dan kecerdasan lumba-lumba telah berevolusi. Keseluruhan organ itu beradaptasi untuk menjalani beragam kehidupan di dalam air.
Makhluk hidup yang ukuran otaknya besar cenderung memiliki beberapa kesamaan terkait lama usia dan perilaku. Setelah lumba-lumba betina melahirkan, induknya akan merawat anaknya mengajari keterampilan hidup.
Lumba-lumba memiliki kemampuan sebagai peniru yang cepat belajar. Lumba-lumba bisa menunjukkan memecahkan masalah, berempati, berinovasi, mengajar. Lumba-lumba juga bisa merasa sedih dan gembira.
Lumba-lumba pun memiliki kemampuan sonar biologis atau ekolokasi. Lumba-lumba merasakan lingkungannya menggunakan pantulan gelombang bunyi. Penelitian tentang kemampuan ekolokasi lumba-lumba telah diterbitkan dalam buku berjudul The Silent World pada 1953. Ahli oseanografi Jacque-Yves Cousteau menuliskan berbagai laporan penelitiannya dalam buku itu.
Mengutip Dolphins World, kemampuan ekolokasi lumba-lumba berguna untuk menentukan arah, berburu, dan melindungi diri dari serangan predator. Ekolokasi sangat berguna untuk aktvitas berkomunikasi lumba-lumba di perairan yang keruh atau gelap.
Di perairan yang gelap, lumba-lumba tak bisa mengandalkan indra penglihatan. Itu sebabnya, pancaran bunyi sangat penting untuk kelangsungan hidupnya.
WILDA HASANAH