Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Ramadan bukan hanya sekadar ibadah, tetapi juga memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan tubuh. Berbagai penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa berpuasa dapat membantu menjaga keseimbangan metabolisme, meningkatkan kesehatan mental, serta memberikan efek positif bagi sistem kekebalan tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Artati Murwaningrum, dokter spesialis penyakit dalam, Klinik Utama Kedokteran Nuklir Serpong - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), selama Ramadan terjadi perubahan dalam pola makan, tidur, serta keseimbangan energi yang masuk dan keluar dari tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Selama berpuasa kita mengalami penyesuaian metabolisme. Tubuh harus menyesuaikan diri dengan jeda waktu makan yang lebih panjang, sehingga ada proses adaptasi dalam sistem metabolisme yang justru memberikan manfaat bagi kesehatan,” ujar Artati dikutip dari siaran pers, Rabu, 12 Maret 2025.
Salah satu manfaat utama puasa adalah membantu mengontrol berat badan. Dengan mengurangi frekuensi makan, tubuh memiliki waktu yang cukup untuk memproses dan membakar cadangan energi yang tersimpan dalam bentuk lemak. “Jika dilakukan dengan benar, puasa dapat membantu menurunkan berat badan secara sehat. Namun, tentunya harus tetap memperhatikan pola makan saat sahur dan berbuka agar hasilnya optimal,” katanya.
Tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, kata dia, puasa juga bermanfaat bagi kesehatan mental dan spiritual. Artati menjelaskan bahwa puasa dapat meningkatkan ketenangan batin dan mengurangi tingkat stres. “Puasa Ramadan bisa menjadi momen untuk menenangkan diri, lebih fokus dalam beribadah, serta mengurangi beban pikiran yang berlebihan. Ini berkaitan erat dengan kesehatan mental dan keseimbangan emosi,”ucapnya.
Selain itu, menurutnya, puasa juga membantu tubuh melakukan detoksifikasi alami. Dengan tidak mengonsumsi makanan dan minuman selama beberapa jam, sistem pencernaan mendapatkan waktu untuk beristirahat dan membersihkan diri dari zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh. “Puasa Ramadan mirip dengan metode intermittent fasting yang saat ini sedang populer. Keduanya memiliki efek yang serupa dalam membantu tubuh melakukan pembersihan alami,” kata Artati.
Bagi penderita diabetes, puasa dapat memberikan manfaat jika dilakukan dengan cara yang tepat. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. “Pasien diabetes harus lebih berhati-hati dalam mengatur pola makan dan asupan gula selama berpuasa. Mereka juga disarankan untuk tetap melakukan pemantauan kadar gula darah agar puasa tidak berdampak negatif pada kondisi kesehatan mereka,” katanya.
Artati juga menekankan pentingnya memilih makanan yang tepat saat berbuka dan sahur. Konsumsi makanan tinggi serat dan protein akan membantu menjaga keseimbangan energi serta menghindari lonjakan kadar gula darah secara tiba-tiba. “Pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein sehat, serta lemak baik agar tubuh tetap bertenaga sepanjang hari,” ucapnya.
Tak hanya itu, tidur dan istirahat yang cukup juga menjadi kunci agar tubuh tetap bugar selama Ramadan. “Karena pola tidur berubah akibat sahur dan tarawih, penting untuk mengatur waktu istirahat dengan baik. Jika memungkinkan, lakukan tidur siang sebentar atau power nap selama 15-20 menit untuk menjaga fokus dan produktivitas,” katanya.
Artati mengingatkan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Dengan pola makan yang benar, istirahat cukup, serta menjaga aktivitas fisik, Ramadan dapat menjadi momen untuk memperbaiki kebiasaan hidup yang lebih sehat. “Puasa yang dilakukan dengan cara yang tepat akan membawa manfaat besar bagi tubuh, pikiran, dan jiwa,” kata dia.
Pilihan Editor: Studi Terbaru Ungkap Stres Kronis Dapat Meningkatkan Risiko Stroke terhadap Wanita Muda